PADA GELAHANG INTERCULTURAL TOLERANCE PADA KOMUNITAS RAGA BALI DI SURAKARTA

Isi Artikel Utama

Bondet Wrahatnala
Danu Baskara

Abstrak

Artikel ilmiah ini ditulis dengan maksud mengkisahkan aktivitas membangun toleransi melalui ruang Komunitas Raga Bali. Sebuah komunitas musik yang memiliki kesadaran pengetahuan toleransi keberagaman dengan menjalankan prinsip local genius budaya Bali bernama Pada Gelahang. Perspektif fungsionalisme digunakan untuk memahami 1) struktur, 2) fungsi, dan 3) tindakan pada komunitas Raga Bali sebagai komponen-komponen yang bekerja atau dipakai dalam menanamkan toleransi. Komponen-komponen pada setiap kegiatan komunitas Raga Bali diyakini memiliki fungsi-fungsi edukasi toleransi multikultiralisme. Hasil simpulan dari Artikel ilmiah ini adalah 1) dalam struktur organisasi, I Komang merupakan inisiator dan relawan yang pertama, pemilik ide dan inisiator yang membentuk dan membangun Komunitas Raga Bali sebagai Laboratorium budaya untuk mengembangkan sikap-sikap toleransi dalam konsep Pada Gelahang. 2) Di dalam Komunitas Raga Bali, I Komang dibantu oleh Mukhlis. Mukhlis menjalankan peran fasilitator yang mengimplementasi konsep ke dalam kegiatan atau hal-hal yang harus dilakukan dalam memfasilitasi anggota Komunitas Raga Bali belajar sesuai dengan keadaan atau kenyataan yang diinginkan oleh I Komang atau kesepakatan komunitas. 3) implementasi Pendidikan toleransi pada komunitas adalah kegiatan sosial dibalik proses pelatihan Gamelan Bali. Komunitas ini menghayati toleransi melalui bentuk interaksi musikal, Memainkan sebuah sajian musik Gamelan Bali diharuskan untuk menggunakan sikap bergotong-royong, saling peduli, menjaga stabilitas sosial, dan lain sebagainya.

Rincian Artikel

Cara Mengutip
Wrahatnala, B., & Baskara, D. (2023). PADA GELAHANG: INTERCULTURAL TOLERANCE PADA KOMUNITAS RAGA BALI DI SURAKARTA. GETER : Jurnal Seni Drama, Tari Dan Musik, 6(1), 1–16. https://doi.org/10.26740/geter.v6n1.p1-16
Bagian
Articles

Referensi

Aprianda, Y. C. (2022). Hibridasi Penciptaan Karya Musik Ngadonin Kelompok Smara Tantra. Institut Seni Indonesia Surakarta.

Bourdieu, P., & Wacquant, L. (1992). An Invitation to Reflexive Sociology. Polity Press.

Durkheim, E. (1933). The Division of Labour on Society. The Free Press.

Hogan, C. (2002). Understanding Facilitation: Theory and Principles. Kogan Page.

Khudori, D. (2001). Menuju Kampung Pemerdekaan. Yayasan Pondok Rakyat.

Kurniawan, K. N. (2021). Pendidikan Toleransi Beragama: Sebuah Kajian Sosiologi tentang Peranan dan Hambatan Sekolah dalam Membangun Hubungan Antarkelompok Beragama. LIPI Press.

Murwani, E. D. (2006). Peran Guru dalam Membangun Kesadaran Kritis Siswa. Jurnal Pendidikan Penabur, 5(2).

Muttaqin, M., & Kustap, K. (2008). Seni Musik Klasik. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, DIrektorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.

Prusack, L., & Cohen, D. (2001). How to Invest in Social Capital. Harvard Bussines Review.

Putnam, R. D. (2000). The Prosperous Community: Social Capital and Public Space. The American Prospect.

Quinn, R. E. (1990). Becoming a Master Manager: A Competency Framework. John Wiley and Sons.

Raho, B. (2007). Teori Sosiologi Modern. Prestasi Pustaka Karya.

.v4i2.167

Soekanto, S. (2003). Pengantar Sosiologi (Raja Grand).

Windia, W. P. (2018). Pernikahan Pada Gelahang. Bali Membangun Bali, Jurnal

Wrahatnala, B. (2018). Sosiologi Musik (1st ed.). ISI Press. http://repository.isi-ska.ac.id/3232/2/SOSIOLOGI MUSIK.pdf

Artikel paling banyak dibaca berdasarkan penulis yang sama

Artikel Serupa

1 2 3 4 5 > >> 

Anda juga bisa Mulai pencarian similarity tingkat lanjut untuk artikel ini.