Transformasi Karakteristik Tokoh Gunungsari Pada Wayag Topeng Di Malang Jawa Timur

Main Article Content

Robby Hidajat

Abstract

Penelitian ini mengarahkan secara khusus tentang transformasi karakter tokoh pada seni pertunjukan tradisional, mengingat kajian tentang transformasi karakter masih dibutuhkan pendalaman secara intensif, utamanya untuk kegiatan kreatif dan pengetahuan tentang identitas tokoh dalam sebuah lakon pertunjukan. Karakteristik tokoh pada seni pertunjukan wayang topeng di Malang Jawa Timur hingga saat ini masih belum dikaji secara mendalam. Beberapa tulisann hanya sebatas pada diskripsi informatif, utamanya yang dilakukan oleh para mahasiswa untuk penelitian skripsi. Penelitian menggunakan ancangan kualitatif dengan pendekatan transformasi. Data yang dikumpulan sepenuhnya berbasis pada keterangan berupa kata-kata hasil wawancara, sikap dan tindakan pelaku yang diamati dan dinterpertasikan maknanya,, dan kajian dokumen berupa foto dan literatur, baik yang berbentuk cetak atau catatan pribadi dari pelaku kesenian. Nara sumber kunci penelitian ini adalah Moch Soleh Adi Pramono (64 th) seorang dalang wayang topeng dari Tumpang, Kariyono (78 th.) penari anggota wayang topeng Karya Bakti dari Jabung (sekarang mendukung perkumpulan Dharmo Langgeng), dan Sumantri (63 th.) pengendang wayang topeng dan kompeser karawitan Malang. Analisis data menggunakan interpertasi dan hermeneutik. Hasil penelitian ini menunjukan (1) identitas tokoh Gunungsari, (2) kedudukan dan peran dalam lakon Panji, (3) karakteristik tokoh Gunungsari. Kesimpulan menunjukan tanda-tanda karakteristik Gunungsari merupakan transformasi dari Dewa Wisnu, yaitu sebagai pelindung, penjaga, dan memberikan berkah. Apabila diperhatikan melalui pertunjukan wayang purwa, Bethara Kresna (titisan Wisnu) selalu muncul menjadi pada bagian akhir pertunjukan, berfungsi sebagai tokoh pelerai. Tokoh yang mengatasi berbagai persoalan. Masing-masing tokoh yang bertikai dapat dikembalikan pada kedudukan semula, dan semuanya didoakan dengan dongo slamet tolak balak

Kata kunci: Transformasi, Karakteristik Tokoh, Wayang Topeng.

Article Details

How to Cite
Hidajat, R. (2018). Transformasi Karakteristik Tokoh Gunungsari Pada Wayag Topeng Di Malang Jawa Timur. GETER : Jurnal Seni Drama, Tari Dan Musik, 1(1), 32–38. https://doi.org/10.26740/geter.v1n1.p32-38
Section
Articles

References

Alasuutari, Pertti. 1995. Researching Culture: Qualitative Method and Cultural Studies. London, Thousand Oaks, and New Delhi : Sage Publications.

Carver, Virginia M. 1985. œAesthetic Concepts: A Paradigm for Dance, Quest: Journal Quest, Volume 37, Issue 2, 186-192, DOI: 10.1080/ 00336297.1985.10483833

De Marinis, Marco. 1993. The Semiotics of Performance. Transleted by Aine OHealy. Bloomington and Indiana-polis: Indiana University Press.

Hadi, Y. Sumandiyo. 2007. Kajian Tari Teks dan Konteks. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher.

Hidajat, Robby. 2004. œWayang Topeng Malang: Kajian Strukturalisme-Simbolik Pertunjukan Wayang Topeng di Malang Jawa Timur. Surakarta: Thesis S2 Kajian Seni Pertunjukan di Pascasarjana ISI Surakarta, tidak diterbitkan.

Hidajat, Robby. 2015. Makna Simbolik Wayang Topeng Malang. Malang: Surya Pena Gemilang.

Hidajat, Robby. 2018. Seni Pertunjukan Wayang Topeng di Malang Jawa Timur (Perubahan Artistik dan Dapak Sosial). Malang: Penerbit & Percetakan UM Press.

Mariasa, I Nengah. 2015. Taksu and Pangus As An Aesthetic Concept Entity of Bali Dance (A Case Study of Topeng Tua Dance). Harmonia: Journal of Arts Research and Education, Vol-ume 15, Number 2, December 2015.

Meri, La. 1986. Elemen-elemen Dasar Kom-posisi Tari. Terjemahan Soedarsono. Yogyakarta: Lagaligo.

Mulyana, Sri. 1978. Wayang: Asal-usul, Filsafat dan Masa Depannya, Jakarta: Gunung Agung.

Munardi, AM., (1975). œTari Topeng di Daerah Malang: Sebuah Konservasi, Makalah disampaikan dalam Sarasehan di Taman Ismail Marzuki Jakarta, 11 Desember 1975.

Pigeaud, Th. 1938. Javaanse Volksvertoningen. Batavia: Uitgave Volkslocture. P. 184.

Poerbatjaraka. 1968. Tjerita Pandji dalam Perbandingan, Gunung Agung: Jakarta.

Poerbotjaraka. 1992. Agastya di Nusantara, Yayasan Obor Indonesia: Jakarta.

Putra, Heddy Shri. 2008. Etnosains untuk Etnokoreologi Nusantara (An-tropologi dan Khasanah Tari) dalam R.M. Pramutomo ed., Etnokoreologi Nusantara: Batasan Kajian, Sistematika dan Aplikasi Keilmuannya. Surakarta: ISI Press.

Suryahadi, Anak Agung Ketut. 2007. Seni Sesaji Ritual Pawiwahan di Kabupaten Karangasem Bali. Disertasi untuk mencapai derajat Sarjana S-3 dalam Ilmu Budaya pada Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

Takwin, Bagus.2009. Filsafat Timur, Jalasutra: Yogyakarta.

Timoer, Soenarto, (1979/1980), Topeng Dhalang di Jawa Timur, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Kebudayaan.

Rujukan Laman

wayanatarne.blogsport.com/diunduh 20 juni 2018

http://asalsejarah.blogspot.com/2010/04/dewa-wisnu.html/Diunduh tgl 16 Juni 2018.

Jawatimur.net/2012/10/20/entas-entas-upacara-trdisimasyrakat-tengger/ diunduh 10 Juni 2018