SANDUR ANTARA TONTONAN DAN TUNTUNAN
Isi Artikel Utama
Abstrak
Kesenian masyarakat sebagai produk budaya masyarakat penari telanjang, sedikit banyak mengalami gesekan baik secara fungsi maupun keberadaannya. Penelitian ini menggunakan teater sosiologis mencoba menganalisis keberadaan produk dengan produk budaya modern. Ide modern yang melahirkan pola pikir praktis, individualis sebagai hasil dari sistem nilai yang bertransformasi. Gesekan tersebut merupakan aspek fungsi dari solidaritas dan emansipasi publik pendukung ke nilai yang berbeda. Eksistensi kesenian masyarakat sebagai sub lembaga sosial sangat menentukan keberlangsungan tradisi masa lalu. Ledok Kulon sebagai pinggiran tentunya juga memiliki nilai penataan. Pengaruh televisi sebagai produk era transformasi tentunya juga membawa akibat lain dalam menata nilai. Keberadaan Sandur sebagai produk budaya masyarakat memiliki makna di era transformasi dengan globalisasinya. Ilmu ekonomi dan unsur sosial lainnya tentunya berkaitan dengan kausalitas yang ditimbulkan. Kehadiran teater publik Sandur di tengah publik yang sedang mengalami gesekan nilai, menjadi kajian yang sangat menarik untuk diungkapkan. Kesenian publik yang penuh nilai yang diungkapkan melalui simbol fonetik dalam kesenian, kembali muncul dan membelokkan tetap dalam perubahan untuk menyusun nilai.
Keberadaan teater publik Sandur merupakan alasan pentingnya nilai di era transformasi ini, tentu saja televisi menjadi efek samping sebagai media dan juga sebagai pengaruh terhadap nilai. Pentingnya fungsi dan kehidupan kolektif masyarakat menjadi nalar seni ini, baik dalam bentuk maupun filosofinya.
Rincian Artikel

Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
kepemilikan artikel milik AutorReferensi
Abdullah,Taufik dan Van Leeder, A.C.1986, Durkeim dan Pengantar Sosiologi Moralitas, Jakarta:Yayasan Obor.
Ensiklopedi Nasional Indonesia, 1991.Jakarta, Cipta Adi Pustaka.
Gazalba,Sidi 1967. Batas Kebudayaan dan Agama, Jakarta: Tintamas.
Geertz, Clifford, 1985. Keluarga Jawa (Terjemahan), Grafiti Pers, Jakarta.
Hashem, 1980.Marxisme dan Agama, Pustaka, Bandung.
Harymawan,RMA.1993. Dramaturgi.Edisi Kedua.Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Herusatoto,Budiono,1987. Simbolisme dalam Budaya Jawa.Yogyakarta: PT Hanindita
James, Peachock. 2005. Ritus Modernisasi, Aspek Sosial dan Simbolik Teater Rakyat Indonesia.Depok: Desantara
Koentjaraningrat , 1987. Sejarah Teori Antropologi I.Jakarta: Universitas Indonesia Press
Kuntowijoyo, 1987. Budaya Dan Masyarakat, Yogyakarta. Tiara Wacana
Leibo,Jefka, 1995. Sosiologi Pedesaan: Mencari Suatu Strategi Pembangunan Masyarakat Desa Berparadigma Ganda Yogyakarta: Andi Ofset
Mulder,Niels, 1983. Kebatinan Dan Hidup Sehari-hari Orang jawa: Kelangsungan Perubahan Kulturil, Jakarta: Gramedia
Murniatmo,Gatut, Dampak Globalisasi Informasi Terhadap Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta (Yogyakarta: Program PenelitianPengembangan Dan Nilai Budaya) 1993/1994.
Pramuji,RH. 1984, Teknik Menyutradarai Drama Konvensional, Jakarta: Balai Pustaka
Rohendi R, Tjejep, 2000, Kesenian Dalam Pendekatan Kebudayaan, STSI, Bandung.
Rusli Karim, Muhammad. 1990., Seluk Beluk Perubahan Sosial, Surabaya: Usaha Nasional
Sedyawati, Edi,1981. Pertumbuhan Seni Pertunjukan, Sinar Harapan, Jakarta.
Sejarah Kabupaten Bojonegoro, 1987. Menyingkap Kehidupan Dari Masa ke Masa, Surabay: Monalisa
Shetsova, Maria, 1989. The Sociology Of The Theatre; Part One Problems And Perspektives, New York: Cambride University Press
Simuh, 1996. Sufisme Jawa: Transformasi Islam ke Mistik Jawa, Bentang Yogyakarta: Benang Budaya
Sutanto, Astrid1979.Pengantar Sosiologi Dan Perubahan Sosial, Bandung: Binacipta
Suseno, Frans.Magnis 1993. Diskursus Kemayarakatan Dan Kemanusiaan.Jakarta: Gramedia.
Sudikan, Setyo Yuwono.2001. Metode Penelitian Kebudayaan. Surabaya: Citra Wacana
Sulisno, 1998.Difusi Budaya Pada Sandur. Deskripsi Suatu Studi Kasus Seni Sandur Di Kabupaten Bangkalan Dan Probolinggo. Surabaya :STKW.
Susanto, Astrid S. 1979., Pengantar Sosiologi Dan Perubahan Sosial, Bandung: Binacipta.
Tanpa penulis,Sistim Gotong Royong Dalam Masyarakat Pedesaan, Dep. Pendidikan dan Kebudayaan; DIRJEN Kebudayaan, 1985/1986.