TARI NGABULING SEBAGAI PENERAPAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN

Main Article Content

Alif Lintang Sayekti

Abstract

Tari Ngabuling merupakan tari yang berakar pada gerak budaya Malangan kemudian dikembangkan dengan gerak yang lebih dinamis dan kreatif. Tari Ngabuling ciptaan Tri Idha Rochana merupakan tari yang dilombakan pada event FLS2N dan mendapat peringkat 5 penyaji terbaik pada tingkat kota, provinsi dan nasional. Namun belum cukup banyak informasi mengenai nilai-nilai yang bermanfaat untuk guru maupun pelajar. Tari ini memiliki alasan yang cukup untuk menjadi pertimbangan dalam lomba. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan alasan pentingnya tari Ngabuling untuk dipelajari. Dengan menggunakan data wawancara, observasi, dan dokumentasi sebagai metode untuk mencari tahu fungsi dari tari Ngabuling. Pengecekan keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik yang selanjutnya dikonfirmasi dengan teori nilai-nilai pendidikan. Hasil dari penelitian ini ada empat nilai dalam tari Ngabuling yang menjadikan tari ini layak untuk dipertimbangkan.

Article Details

How to Cite
Sayekti, A. L. (2019). TARI NGABULING SEBAGAI PENERAPAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN. GETER : Jurnal Seni Drama, Tari Dan Musik, 2(2), 74–81. https://doi.org/10.26740/geter.v2n2.p74-81
Section
Articles

References

Ali, M Nashir. 1985. Dasar-Dasar Ilmu Mendidik. Jakarta: Mutiara Sumber Widya.
Hadi, Sumandiyo. 2006. Seni dalam Ritual Agama. Yogyakarta: Buku Pustaka.
Hadi, Sumandiyo, 2012. Seni Pertunjukan dan Masyarakat Penonton.Yogyakarta: BP ISI Yogyakarta
Hidajat, Robby. 2013. Kreativitas Koreografi. Malang: Surya Pena Gemilang.
Hidajat, R. (2019). Peran Aktor Di Balik Seni Pertunjukan Tayub Di Malang.Jurnal Seni dan Pendidikan Seni , 8(1), 67-80. Retrieved August 17, 2019, from 10.21831/imaji.v8i1.6657
Hidayat, R. (2019). Transformasi Nilai Lokal Yang Diekspresikan Wayang Topeng Malang Sebagai Sumber Pendidikan Karakter. Jurnal Seni dan Pendidikan Seni , 12(2), 1-6. Retrieved July 22, 2019, from 10.21831/imaji.v12i2.3151
Hidajat, R. (2018). Transformasi Karakteristik Tokoh Gunungsari Pada Wayag Topeng Di Malang Jawa Timur. GETER, 1(1), 32-38.
Irianto, A. M. (2019). Mengemas Kesenian Tradisional Dalam Bentuk Industri Kreatif: Studi Kasus Kesenian Jathilan. HUMANIKA , 22(2), 66-77. Retrieved August 17, 2019, from 10.14710/humanika.22.2.66-77

Keesing, R. (2014). Teori-teori tentang Budaya. Antropologi Indonesia.

Kemendikbud. 2014. Panduan Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) Sekolah Menengah Pertama Tahun 2014.

Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Nugraheni, W. (2018). Penanaman Nilai-Nilai Moral Melalui Kesenian Reog Kendang Terhadap Pelajar Di Kabupaten Tulungagung. Imaji: Jurnal Seni dan Pendidikan Seni, 16(2), 162-171.
Mussaif, M. M. Keanekaragaman Budaya Menjadi Basis Pembelajaran BIPA. Nusa: Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra, 12(4), 164-172.
Soedarsono.1992. Pengantar Apresiasi Seni. Jakarta: Balai Pustaka.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Tindaon, R. (2012). Kesenian Tradisional dan Revitalisasi. Ekspresi Seni: Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni, 14(2).