Gender dan Perilaku Memilih: Sebuah Kajian Psikologi Politik

Authors

  • Rahmaturrizqi Rahmaturrizqi Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
  • Choirun Nisa Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
  • Fathul Lubabin Nuqul Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

DOI:

https://doi.org/10.26740/jptt.v3n1.p49-57

Keywords:

Perilaku memilih, gender, psikologi politik

Abstract

There are interesting developments of political psychology, particularly in the effort of women in politics arena. Until the mid-year 2007, at least 82 women were recorded following the elections in 232 provincial-level regions and districts level. Out of the above, 26 women (30.76%) registered as a candidate for the leader of region and  57 women (69.24%), registered as a deputy leader of the region, although  only eight women who are successfully elected as the leader of region and 11 elected as deputy leaders of regional  (Arifin, 2008). With direct elections as happened today, making the candidates should follow the "interest" of voters. Efforts to understand the voters behavior, feelings and thinking do not always easy. The old ways by making a donation of material deemed not affect voters more powerful. One possible solution is the assessment needs of the voter. To fulfill voters needs is not always easy because there are differences of character between communities, genders and individuals that influence their voting behavior. The study involved 90 students (45 women and 45 men). Data were collected from participants responses to scenarios about election for leader of region (bupati). All participants chose male or female candidates as a leader, or not vote at all. Each participants was asked to give a reason for their alternative answer to the scenarios. Data were analysed using qualitative thematic analysis and cross tabulation.  The results showed that the number of subjects who choose a man as a leader was 68 people or 75.56%, and only 12 subjects or 13.33% who chose women as a leader. Subjects who abstained were 11 people or 11.11%. The results showed that women's voting behavior, are more likely to choose a man as a leader. From various reasons posed by participants, this study concluded that the tendency was caused by the participants beliefs, including womens beliefs, that men are more entitled and deserved to be a leader than women.

Abstrak: Ada perkembangan menarik dari psikologi politik, terutama dalam upaya perempuan untuk bersaing dalam arena politik. Sampai pertengahan tahun 2007, sedikitnya 82 perempuan tercatat mengikuti pemilihan di 232 daerah tingkat provinsi dan tingkat kabupaten. Dari data tersebut, 26 perempuan (30,76%) terdaftar sebagai calon pemimpin daerah dan 57 wanita (69.24%), terdaftar sebagai wakil pemimpin daerah, meskipun hanya delapan perempuan yang berhasil terpilih sebagai pemimpin daerah dan 11 terpilih sebagai wakil pemimpin daerah (Arifin, 2008). Pemilihan langsung seperti yang terjadi saat ini membuat calon harus mengikuti "kepentingan" pemilih. Namun, upaya untuk memahami perilaku, perasaan dan pemikiran pemilih tidak selalu mudah. Cara-cara lama dengan memberikan sumbangan ekonomi dianggap tidak terlalu kuat lagi dalam mempengaruhi suara pemilih. Salah satu solusi yang mungkin adalah melakukan analisis kebutuhan pemilih. Untuk memenuhi kebutuhan pemilih tidak selalu mudah karena ada perbedaan karakter antara masyarakat, jenis kelamin dan individu yang mempengaruhi perilaku memilih mereka. Penelitian ini melibatkan 90 mahasiswa (45 perempuan dan 45 laki-laki). Data dikumpulkan dengan cara memberikan cerita skenario tentang pemilihan pemimpin daerah (bupati) di mana setiap subjek harus memilih pria atau wanita sebagai pemimpin, atau tidak memilih sama sekali. Setiap alternatif jawaban, subjek diminta untuk memberikan alasan. Analisis data menggunakan tematik dan tabulasi silang kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek yang memilih pria sebagai pemimpin sebanyak 68 orang atau 75,56%, dan yang memilih perempuan sebagai pemimpin hanya 12 orang atau 13,33%. Subjek yang abstain berjumlah 11 orang atau 11,11%. Hasil ini menunjukkan bahwa perilaku pemilih perempuan, lebih cenderung memilih pria sebagai pemimpin. Dari berbagai alasan yang diungkapkan oleh subjek dapat disimpulkan bahwa hal ini terjadi karena sebagian besar subjek, termasuk perempuan, percaya bahwa pria lebih berhak dan pantas untuk menjadi pemimpin dibanding perempuan.

References

Arifin, N. (2008). Kemenangan Perempuan dalam Pemilihan Kepala Daerah Langsung.http://klikpolitik.blogspot.com/2008/03/kemenangan-perempuan-dalam-pemilihan.html. diakses, 5/06/2010

Bilksy, W. & Schwartz, S. H. (1996). Values and Personality. European Journal of Personality. 8, 163-181.

Bem, S. L. (1981). Gender Scema Theory: A Cognitif Acount of sex Typing. Psychologycal Review. 88. 354-364.

Budiman, A. (1985). Pembagian Kerja Secara Seksual: Sebuah Pembahasan Sosiologis Tentang Peran Wanita Di Dalam Masyarakat. Jakarta: Gramedia.

Deaux, K. (1984). From Individual Differences To Social Categories Analysis Of Te Decade Research On Gender. American Psychology.

Taylor, E. S., dkk. (2009). Psikologi Sosial. Jakarta: Kencana Prenada.
Feather, N. T. (1994). Human Values and Their Relation to Justice. Journal of Social Issues, 50. 129-151.

Inglehart, R & Norris. R. (2000). The Developmental Theory of the Gender Gap: Women's and Men's Voting Behavior in Global Perspective International Political Science Review 21. 441-463.

Karakowsky, L. & Siegel, J.P. (1999). The effects of proportional representation and gender orientation of the task on emergent leadership behavior in mixed-gender work groups. Journal of Applied Psychology, 84, 620-631.

MacKinnon, C.A. (1979). Sexual Harrasment of Working Women. London: Yale University Press.

Studlar, D. T., McAllister, I. & Hayes, B. C. (1998). Explaining the gender gap in voting: A crossnational analysis.Social Science Quarterly, 79, 779-798.

Squires, J. (1999). Gender in Political Theory. Cambridge: Polity Press.

Ulfaizah. (2006). Pengaruh Interaksi Sosial Terhadap Partisipasi Politik Masyarakat Desa Tengguli Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara. Semarang: FIS Unnes.

Downloads

Published

2012-08-19

How to Cite

Rahmaturrizqi, R., Nisa, C., & Nuqul, F. L. (2012). Gender dan Perilaku Memilih: Sebuah Kajian Psikologi Politik. Jurnal Psikologi Teori Dan Terapan, 3(1), 49–57. https://doi.org/10.26740/jptt.v3n1.p49-57
Abstract views: 4784 , PDF Downloads: 3389