PERKIRAAN KETINGGIAN OBJEK ALAM TERHADAP HORIZON UNTUK EVALUASI LOKASI PENGAMATAN HILAL DI LOMBOK

Authors

  • Rian Mahendra Taruna Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Stasiun Geofisika Mataram
  • Tio Azhar Prakoso Pusat Penelitian dan Pengembangan, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG)

DOI:

https://doi.org/10.26740/jpfa.v7n2.p115-122

Keywords:

hilal, horizon, apparent altitude, refraksi

Abstract

Pengamatan hilal dalam penentuan awal Bulan Hijriah merupakan isu penting di Indonesia. Titik pengamatan hilal baru juga mulai dikaji guna meningkatkan peluang teramatinya hilal. Salah satu faktor penting dalam menentukan lokasi pengamatan adalah faktor keberadaan objek alam tinggi yang berpotensi menghalangi hilal. Oleh karena itu, studi ini bertujuan untuk melihat perkiraan kenampakan objek alam dan hilal terhadap horizon pengamat. Perkiraan kenampakan objek alam dilakukan dengan melakukan pemodelan apparent altitude. Apparent altitude merupakan ketinggian objek yang teramati terhadap horizon dalam ukuran derajat dan dipengaruhi oleh fenomena refraksi. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa pemilihan lokasi Pantai Loang Baloq, Lombok dalam pengamatan hilal kurang optimal, karena ketinggian hilal harus memenuhi syarat lebih dari 2,07º agar tidak terhalang oleh Gunung Agung. Pemodelan dalam penelitian ini divalidasi dengan menggunakan data pengamatan hilal 1 Syawal 1438 H atau 24 Juni 2017 di Loang Baloq. Validasi menunjukkan bahwa hasil pemodelan relatif sesuai dengan hasil pengamatan langsung dengan teropong.

References

Zulfa N. Penetuan Awal Bulan Aplikasi Hisab Rukyah. Skripsi. Tidak dipublikasikan. Jepara: Universitas Islam Nahdlatul Ulama; 2013. Terdapat pada: <a href="http://eprints.unisnu.ac.id/id/eprint/176">http://eprints.unisnu.ac.id/id/eprint/176</a>.

Al-ayubi AS. Studi Analisis Metode Hisab Awal Bulan Qamariyah Mohammad Uzal Syahruna dalam Kitab As-Syahru. Skripsi. Tidak dipublikasikan. Semarang: Universitas Islam Negeri Walisongo; 2015. Terdapat pada: <a href="http://eprints.walisongo.ac.id/4298/1/112111050.pdf">http://eprints.walisongo.ac.id/4298/1/112111050.pdf</a>.

Direktorat Pembinaan Syariah dan Hisab Rukyat Kementrian Agama RI. Ilmu Falak Praktik. Jakarta: Sub Direktorat Pembinaan Syariah dan Hisab Rukyat Kementrian Agama RI; 2013.

Ramadhan TB, Djamaluddin T, dan Utama JA. Re-Evaluation of Hilaal Visibility Criteria in Indonesia by Using Indonesia and International Observational Data. Proceeding of International Conference On Research, Implementation and Education of Mathematics And Sciences. Yogyakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Yogyakarta. 2014; 87-92. Terdapat pada: <a href="http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/11520">http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/11520</a>.

Siddiq S. Studi Visibilitas Hilal dalam Periode 10 Tahun Hijriyah Pertama (0622  0632 CE) sebagai Kriteria Baru untuk Penetapan Awal Bulanbulan Islam Hijriyah. Prosiding Seminar Nasional Hilal. Bandung: Observatorium BOSSCHA, Institut Teknologi Bandung; 2009. Terdapat pada: <a href="https://seminarhilal2009.wordpress.com/paper/">https://seminarhilal2009.wordpress.com/paper/</a>.

Dogget LE dan Schaefer BE. Lunar Crescent Visibility. Quarterly Journal of the Royal Astronomical Society. 1994; 107(2): 388-403. DOI: <a href="https://dx.doi.org/10.1006/icar.1994.1031">https://dx.doi.org/10.1006/icar.1994.1031</a>.

Young AT. Understanding Astronomical Refraction. The Observatory. 2006; 126: 82115. Terdapat pada: <a href="http://adsabs.harvard.edu/full/2006Obs...126...82Y">http://adsabs.harvard.edu/full/2006Obs...126...82Y</a>.

Smith WHF and Sandwell DT. Global Sea Floor Topography from Satellite Altimetry and Ship Depth Soundings. Science. 1997; 277(5334): 19561962. DOI: <a href="https://dx.doi.org/10.1126/science.277.5334.1956">https://dx.doi.org/10.1126/science.277.5334.1956</a>.

BMKG. Cuaca. Website. Terdapat pada: <a href="http://bmkg.go.id/cuaca">http://bmkg.go.id/cuaca</a>. [diakses 17 Juli 2017].

Young AT. Sunset Science. IV. Low-Altitude Refraction. The Astronomical Journal. 2004; 127(6): 36223637. DOI: <a href="https://dx.doi.org/10.1086/420806">https://dx.doi.org/10.1086/420806</a>.

Lohff KE dan Comstock J. Clarification of Lapse Rate Terms and Formulas; 2012. Terdapat pada: <a href="https://hs.umt.edu/physics/documents/BOREALIS/Lapse%20Rate%20Terms%20and%20Formulas2012.pdf">https://hs.umt.edu/physics/documents/BOREALIS/Lapse%20Rate%20Terms%20and%20Formulas2012.pdf</a>.

SDSU. Atmosfer reference. Website. Terdapat pada: <a href="http://aty.sdsu.edu/explain/atmos_refr">http://aty.sdsu.edu/explain/atmos_refr</a>. [diakses 17 Juli 2017].

BKMG. Hilal. Website. Terdapat pada: <a href="http://media.bmkg.go.id/hilal">http://media.bmkg.go.id/hilal</a>. [diakses 17 Juli 2017].

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika. Almanak 2017. Jakarta: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika; 2016.

Michalsky JJ. The Astronomical Almanacs algorithm for approximate solar position (19502050). Solar Energy. 1988; 40(3): 227235. DOI: <a href="https://dx.doi.org/10.1016/0038-092X(88)90045-X">https://dx.doi.org/10.1016/0038-092X(88)90045-X</a>.

Suncalc. Geodata for the Selected Location. Website. Terdapat pada: <a href="https://www.suncalc.org">https://www.suncalc.org</a>. [diakses 19 September 2017].

Downloads

Published

2017-12-30

How to Cite

Taruna, R. M. and Prakoso, T. A. (2017) “PERKIRAAN KETINGGIAN OBJEK ALAM TERHADAP HORIZON UNTUK EVALUASI LOKASI PENGAMATAN HILAL DI LOMBOK”, Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA), 7(2), pp. 115–122. doi: 10.26740/jpfa.v7n2.p115-122.

Issue

Section

Articles
Abstract views: 1007 , PDF Downloads: 551