Respons Morfologi dan Kadar Glukomannan Tumbuhan Porang (Amorphophallus muelleri Blume) pada Lingkungan yang Berbeda

Authors

  • Nurul Qur'ani Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Surabaya
  • Yuliani Yuliani Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Surabaya
  • Sari Kusuma Dewi Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Surabaya

DOI:

https://doi.org/10.26740/lenterabio.v9n1.p74-81

Keywords:

respons morfologi, kadar glukomannan, lingkungan, porang

Abstract

Amorphophallus muelleri Blume merupakan tanaman umbi-umbian yang banyak tumbuh di Indonesia. A. muelleri memiliki kandungan glukomannan yang paling tinggi yaitu sekitar 55% dibanding genus Amorphophallus yang lain. Glukomannan ini banyak digunakan sebagai produk pengemulsi dan penstabil untuk industri makanan, minuman, kosmetik dan farmasi. Kadar glukomannan dan morfologi A. muelleri dipengaruhi kondisi lingkungan tempat
tumbuhnya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan respons morfologi dan kadar glukomannan tumbuhan porang (A. muelleri) pada lingkungan yang berbeda. Penelitian ini menggunakan metode observasi. Penelitian dilakukan di tiga daerah yaitu Desa Kowel (36 m dpl), Sambikerep (182 m dpl), Panglungan (613 m dpl) yang memiliki kelimpahan tumbuhan A. muelleri tinggi. Parameter morfologi meliputi tinggi batang, diameter kanopi daun, dan berat umbi. Parameter lingkungan meliputi faktor klimaterik yang terdiri dari ketinggian tempat, suhu udara, intensitas cahaya dan edafik yang terdiri dari pH tanah, kelembapan tanah, C organik, N total, tekstur tanah, dan kapasitas air lapang. Data dianalisis secara deskriptif kuantitatif dan diuji menggunakan Canonical Correspondence Analysis (CCA). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara kondisi lingkungan (klimaterik dan edafik) dengan morfologi dan kadar glukomannan. Respons morfologi tinggi batang yang tertinggi terdapat di Desa Kowel sebesar 86,6 cm, lebar kanopi daun dan berat umbi terbesar terdapat di Desa Panglungan sebesar 64,4 cm dan 801,2 g. Kadar glukomannan tertinggi terdapat di Desa Panglungan (dataran sedang) sebesar 47,7%. Untuk mendapatkan umbi dan kadar glukomannan yang tinggi, maka  direkomendasikan untuk menanam porang didaerah Panglungan dengan ketinggian 613 m dpl.

References

Adam S and Clark D, 2009. Landfill Biodegradation An in-dept Look at Biodegradation in Landfill Environments. Bio-tec Environmental. Albuquerque & ENSO Bottels, LLC, Phoenixp. 9-11

Becker U, Colling G, Dostal P, Jakobsson A and Matthies D, 2006. Local adaptation in the monocarpic perennial Carlina vulgaris at different spatial scales across Europe. Jurnal of Oecologia. Vol. 150, 506518.

Dwidjoseputro, D, 1992. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Cetakan Keenam. PT Gramedia. Jakarta

Fan XX, Xu ZG, Liu XL, Tang CM and Wang LW, 2013. Effects of light intensity on the growth and leaf development of young tomato plants grown under a combination of red and blue light. Scientia Horticulturae. Vol. 153: 50-55.

Hakim N, Nyakpa MY, Lubis AM, Nugroho SG, Saul MR, Diha MH, Hong GB and Bailey, 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung. Lampung.

Hale MG and Orcutt DM, 2012. The physiology of plant under stress. Agricultural Sciences. Vol. 3 (6).

Harjoko D, Sakya AT and Rahayu M, 2011. Identifikasi Morfologi dan Molekuler sebagai Dasar Pengembangan Tanaman Porang. Disertasi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret

Hardjowigeno S, 1992. Ilmu Tanah. Mediyatama Sarana Perkasa. Jakarta.

Hatfield JL and Prueger J, 2011. Agroecology: Implications for Plant Response to Climate Change. Wiley-Blackwell, West Sussex, UK, pp. 2743

Hetterscheid W and Ittenbach S, 1996. Everything You Always Wanted to Know About Amorphophallus. Aroideana. Vol. 19:13-16

Herbert RB, 1989. The Biosynthesis of Secondary Metabolites. 2nd ed. London New York. Chapman and Hall.

Hovander MJ and Vander School JK, 2003. Nature VS Nurture in the Leaf Morphology of Southern Beech, Nothofagus cunninghamii (Nothofagaceae). Journal of New Phytologist. Vol. 161: 585-594

Indriyani SE, Arisoesilaningsih T, Wardiyati and Purnomo B, 2010. Hubungan Faktor Lingkungan Habitat Porang (Amorphophallus Muelleri Blume) pada Lima Agroforestri di Jawa Timur dengan Kandungan Oksalat Umbi. Jurnal Nasional. Universitas Brawijaya Malang.

Jansen PCM, Wilk CVD and Hetterscheid WLA, 1996. Prosea: Plant Resources of South-East Asia. Vol. 9: 45-50.

Korner C, 2007. The Use of ˜altitude in Ecological Research. Trends in Ecology and Evolution. Vol. 22, 569574.

Korner C and Cochrane PM, 1983. Stomatal Responses and Water Relations of Eucalyptus pauciflora in Summer Along an Elevational Gradient. Oecologia. Vol. 66: 443455.

Lakitan B, 2007. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Cetakan Pertama. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Lenisastri, 2000. Penggunaan Metode Satuan Panas (Heat Unit) sebagai Dasar Penentuan Umur Panen Benih Sembilan Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.). Skripsi. IPB : Bogor.

Olmstead AL and Rhode PW, 2014. Agricultural Mechanization. Encyclopedia of Agriculture and Food Systems. Vol. 5: 166-184.

Nyakpa MY, Pulung MA, Amrah AG, Munawar A, Hong GB and Hakim N, 1988. Kesuburan Tanah. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Rosmarkam, Afandhie dan Nasih Widyia Yuwono, 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisius. Yogyakarta.

Salisbury FB and Ross CW, 1992. Fisiologi Tumbuhan. Jilid 1. Terjemahan: Diah R. Penerbit ITB, Bandung.

Santoso Y, 1987. Pengaruh Berbagai Macam dan Cara Pemberian Serasah Tanaman Terhadap Kecepatan Dekomposisi dan Bahan Organik Tanah Selama Pertumbuhan Jagung Pada Tanah Typic Fragiudults. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Smith PM, 1976. The Chemotaxonomy of Plant. Edward Arnold (Publisher) Limited. London.

Soerianegara I and Indrawan A, 2005. Ekologi Hutan Indonesia. Bogor: Laboratorium Ekologi Hutan. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.

Sultan SE, 2000. "Phenotypic plasticity for plant development, function and life history". Journal of Trends Plant Sci. 5, 537542.

Syaefullah M, 1990. Studi Karakteristik Glukomannan dari Sumber œIndigenous Iles-Iles (Amorphophallus oncophyllus) dengan Variasi Proses Pengeringan dan Dosis Perendaman. Tesis. Fakultas Pascasarjana IPB. Bogor.

Wuryanti, 2004. Isolasi dan Penentuan Aktivasi Spesifik Enzim Bromelin dari Buah Nanas (Ananas comosus L.,), JKSA. Vol. 7 (3): 83-87

Yuliani, Soemarno, Yanuwiadi B and Leksono A S, 2015. The Relationship between Habitat Altitude, Environmental Factors and Morphologycal Characteristics of Pluchea indica, Ageratum conyzoides and Elephantopus scaber. Journal of Biological Sciences.

Viets FG, 1972. Water deficits and nutrient availability. In Water Deficits and Plant Growth. Ed. TT Kozlowsk, pp. 217239. Academic Press, New York.

Zervoudakis G, Salahas G, Kaspiris G and Konstantopoulou E. 2012. Influence of Light Intensity on Growth and Physiological Characteristics of Common Sage (Salvia officinalis L.). Brazilian Archives of Biology and Technology. Vol. 55: 89-95.

Zhang YQ, Xie BJ and Gan X, 2005. Advance in the applications of konjac glucomannan and its derivatives. Carbohydrate Polymers. Vol. 60: 2731.

Published

2021-05-31

How to Cite

Qur’ani, N., Yuliani, Y., & Dewi, S. K. (2021). Respons Morfologi dan Kadar Glukomannan Tumbuhan Porang (Amorphophallus muelleri Blume) pada Lingkungan yang Berbeda. LenteraBio : Berkala Ilmiah Biologi, 9(1), 74–81. https://doi.org/10.26740/lenterabio.v9n1.p74-81
Abstract views: 1082 , PDF Downloads: 1124