Abstrak
Sastra mempunyai multiplisitas fungsi dalam masyarakat yang tidak hanya berfungsi sebagai pembentuk stabilitas masyarakat dan memperkaya kebudayaan, melainkan juga merepresentasikan suatu penggantian sekuler, mengembangkan dan menyebarkan nilai-nilai yang bersifat alternatif bagi nilai-nilai yang sedang berlaku, dan menjadi nilai yang penting bagi kehidupan sosial. Berdasarkan pandangan ini, teks Mahabharata yang telah berabad-abad ada dan dinikmati masyarakat Jawa, dianggap memiliki keterikatan dan telah telah memengaruhi kehidupan, kebudayaan, pola pikir, bahkan berbagai bentuk nilai, termasuk di dalamnya nilai perkawinan yang dianut masyarakat Jawa. Namun dermikian, tidak semua nilai yang ada pada kisah Mahabharata dapat diterapkan dan sesuai dengan perkembangan jaman saat ini.
Referensi
Handayani, C. S., & Novianto, A. (2011). Kuasa Wanita Jawa (Cetakan ketiga). Yogyakarta: LKiS
Haq, M. Z. (2010). Tasawuf Pandawa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Hariwijaya. (2004). Seks Jawa Klasik. Yogyakarta: Niagara
Haveman, E., & Lehtinen, M. (1986). Marriages and Families. New Jersey: prentice Hall
Hikmah, S. (2012). Fakta Poligami Sebagai Bentuk Kekerasan Terhadap Perempuan. SAWWA, 7 (2), 1-20
Kripendorff, K. (2004). Content Analysis: An Introductions to Its Methodology (Second Edition). California: Sage Publication
Nurnaningsih. (2016). Metafora Teks Seksual Dalam Serat œCenthini Sebagai Cerminan Ideologi Masyarakat Jawa. Dalam Farikah & Baihaqi, I (Eds), Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya dalam Perspektif Ideologi, Ekologi, dan Multikulturalisme. Yogyakarta: Graha Cendekia
Pandey, P. (2016). Element of Political Science in Ancient India: Reflection on Mahabharata and Manusmriti. International Journal of Advances Research, 4 (1), 1657-1662
Pelu, I. E. A. S. (2016). The Poligamy and the Economics Power (Study Poligamy in Surabaya, East Java, Indonesia). IOSR Journal of Humanities and Social Science (IOSR-JHSS), 21 (9), 68-77
Pendit, N. S. (2003). Mahabharata. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Pikatan, I. (2012). Ajaran Berumah Tangga Dalam Serat œCandrarini Karya Ranggawarsita. Jurnal Penelitian Humaniora, 13 (1), 42-48
Purwadi . (2012). Pengkajian Sastra Jawa. Yogyakarta: Pura Pustaka
Pusat Pembinaan Bahasa Indonesia. (1990). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Ras, J. J. (2014). Masyarakat dan Kesusastraan di Jawa. (Terjemahan Achadiatin Ikram judul asli œMaatschappij en Letterkunde op Java). Jakarta: IKAPI DKI Jaya
Republik Indonesia. (1974). Undang-Undang RI Nomor, 1 Tahun 1974, tentang Perkawinan
Rohman, A. (2013). Reinterpret Poligamy in Islam: A Case Study in Indonesia. International Journal of Humanities and Social Science Invention, 2 (10), 68-74
Suartaya, K. (2016). Dinamika Sendratari Mahabharata di Tengah Perjalanan Pesta Kesenian Bali. Disertasi doktor, tidak diterbitkan, Universitas Udayana, Bali
Suprapto, B. (1990). Liku-liku Poligami. Yogjakarta: Al Kauzzar
Tim Penulis Sena Wangi. (1999). Ensiklopedi wayang Indonesia (Jilid 1-6). Jakarta: Sena Wangi
Wahjono, P. (2004). Sastra Wulung Dari Abad XIX: Serat Candrarini (Suatu Kajian Budaya). MAKARA, Sosial Humaniora, 8 (2), 71-82