TUMPANG TINDIH (OVERLAPS) DALAM INTERAKSI PERCAKAPAN DI PERKULIAHAN KETERAMPILAN BERBAHASA JERMAN SEBAGAI BAHASA ASING
DOI:
https://doi.org/10.26740/paramasastra.v6n2.p%25pKeywords:
Alih tutur, tumpang tindih, interaksi percakapan, bahasa Jerman sebagai bahasa asingAbstract
Dalam interaksi percakapan, peralihan kesempatan bertutur antar partisipan seringkali disertai tumpeng tindih. Hal ini juga terjadi dalam interaksi percakapan antara pengajar dan mahasiswa di perkuliahan Keterampilan Berbahasa Bahasa Jerman sebagai bahasa asing. Selama ini aspek tumpang tindih dalam perkuliahan kebahasaan belum banyak diteliti. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan: (1) bentuk tumpang tindih dan (2) faktor-faktor yang mendorong terjadinya tumpang tindih dalam interaksi percakapan di perkuliahan keterampilan berbahasa bahasa Jerman. Teori yang digunakan adalah the simplest systematics for the organization of turn-taking (Sacks et al, 1974). Penelitian ini dilakukan di Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman, Universitas Negeri Yogyakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan merekam dua perkuliahan yang diajar penutur asli dan bukan penutur asli bahasa Jerman pada tanggal 2 dan 8 Desember 2015. Rekaman tersebut ditranskripsikan, kemudian diklasifikasikan jenis tumpang tindih yang ada beserta latar belakang terjadinya tumpang tindih. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) terdapat tiga bentuk tumpang tindih yaitu tumpang tindih transisional (84,66%), rekognisional (13,86%) dan progresional (1,47%);(2) faktor pendorong kemunculan tumpang tindih yaitu: penutur memahami penjelasan, pertanyaan atau perbaikan dari mitra tutur; memberikan jawaban atau penjelasan, melakukan perbaikan, menegaskan bahwa jawaban mitra tutur benar, bertanya, dan penutur mengarahkan interaksi percakapan
Dalam interaksi percakapan, peralihan kesempatan bertutur antar partisipan seringkali disertai tumpang tindih. Hal ini juga terjadi dalam interaksi percakapan antara pengajar dan mahasiswa di perkuliahan Keterampilan Berbahasa Bahasa Jerman sebagai bahasa asing. Selama ini aspek tumpang tindih dalam perkuliahan kebahasaan belum banyak diteliti. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan: (1) bentuk tumpang tindih dan (2) faktor-faktor yang mendorong terjadinya tumpang tindih dalam interaksi percakapan di perkuliahan keterampilan berbahasa bahasa Jerman. Teori yang digunakan adalah the simplest systematicsfor the organization of turn-taking (Sacks et al, 1974). Penelitian ini dilakukan di Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman, Universitas Negeri Yogyakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan merekam dua perkuliahan yang diajar penutur asli dan bukan penutur asli bahasa Jerman pada tanggal 2 dan 8 Desember 2015. Rekaman tersebut ditranskripsikan, kemudian diklasifikasikan jenis tumpang tindih yang ada beserta latar belakang terjadinya tumpang tindih. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) terdapat tiga bentuk tumpang tindih yaitu tumpang tindih transisional (84,66%), rekognisional (13,86%) dan progresional (1,47%);(2) faktor pendorong kemunculan tumpang tindih yaitu: penutur memahami penjelasan, pertanyaan atau perbaikan dari mitra tutur; memberikan jawaban atau penjelasan, melakukan perbaikan, menegaskan bahwa jawaban mitra tutur benar, bertanya, dan penutur mengarahkan interaksi percakapan
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section

