Artikel Pengaruh Lamun Terhadap Kehidupan Ikan di Perairan Pulau Pramuka,Kep.Seribu

Authors

  • Muhammad Fahmi Miftahuddin Mahasiswa -Pendidikan Geografi UNJ

DOI:

https://doi.org/10.26740/jggp.v18n1.p27-42

Abstract

Lamun merupakan tumbuhan Agiospermae yang hidup di perairan laut dangkal dengan kedalaman 0.5 10 m atau lebih pada perairan jernih (Azkab 2000). Lamun memiliki struktur tubuh mulai dari akar, daun, bunga hingga biji.Lamun beradaptasi penuh untuk dapat hidup pada  lingkungan  laut.  Salah   satu   bentuk   adaptasi   lamun   untuk   dapat   bertahan   pada lingkungannya adalah memiliki akar rimpang (rhizome) yang membuat lamun mampu bertahan meskipun dengan arus laut yang cukup kencang. Selain itu lamun memiliki kemampuan untuk melakukan polinasi di bawah air yang dikenal dengan hidrophilus (Tangke 2010).

Ekosistem lamun dapat ditemukan di sebagian besar perairan pulau dalam kawasan Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu seperti pada Pulau Pramuka yang terletak pada gugusan Kepulauan Seribu yang merupakan pusat administrasi dan pemerintahan Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu dan termasuk ke dalam Kelurahan Pulau Panggang. Di Pulau Pramuka terdapat tiga ekosistem yaitu, ekosistem mangrove, ekosistem lamun, dan ekosistem terumbu karang. Ketiga ekosistem tersebut mempunyai peran masing masing dan saling membentuk interaksi yang terkait satu sama lain.

Ekosistem lamun merupakan ekosistem yang memiliki keanekaragaman hayati dan memiliki produktivitas primer yang tinggi pada perairan laut dangkal. Ekosistem ini juga memiliki asosiasi dengan berbagai kelompok organisme, salah satu diantaranya adalah ikan.


Ekosistem Lamun mempunyai peranan penting bagi kehidupan ikan, yaitu sebagai daerah asuhan (nursery ground), sebagai tempat mencari ikan (feeding ground) dan sebagai tempat berlindung. Beberapa ikan seperti dari famili Scaridae menjadikan lamun sebagai makanan (Adrim 2006). Gillanders (2006) menyatakan bahwa padang lamun memiliki produktivitas primer dan dukungan yang besar terhadap kelimpahan dan keragaman ikan.

Keberadaan lamun di Kepulauan Seribu mendukung produksi perikanan masyarakat. Namun, kegiatan-kegiatan manusia dapat menyebabkan terjadinya kerusakan ekosistem perairan laut dangkal, termasuk ekosistem lamun. Beberapa faktor utama yang mengganggu dan mempengaruhi perubahan ekosistem lamun di kawasan Taman Nasional Kepulauan Seribu antara lain adalah pencemaran, kegiatan pembangunan, aktivitas keseharian di pulau-pulau pemukiman dan kegiatan reklamasi dan pengerukan pantai (BTNKs 2008).

Kurangnya informasi tentang arti pentingnya ekosistem lamun menyebabkan ekosistem yang sangat potensial ini terabaikan. Perhatian terhadap ekosistem lamun masih sangat kurang dibandingkan dengan ekosistem mangrove dan terumbu karang. Mengamati ekosistem lamun memberikan pemahaman betapa pentingnya nilai ekologis dari lamun dan ikan ikan yang hidup di dalamnya, oleh sebab itu perlu dilakukan penelitian untuk mendapatkan informasi mengenai ekosistem lamun terutama pengaruh ekosistem lamun terhadap kehidupan ikan di Pulau Pramuka.

Downloads

Download data is not yet available.

Published

2020-06-01
Abstract views: 1743 , PDF Downloads: 5774