SIKAP PRIA TERHADAP KESEHATAN REPRODUKSI DI SURABAYA

Authors

  • Ita Mardiani Zain

DOI:

https://doi.org/10.26740/jggp.v17n1.p71-78

Keywords:

sikap, pria, kesehatan reproduksi

Abstract

Abstrak: Undang-undang perkawinan  Indonesia menyatakan ada perbedaan usia untuk kawin antara pria dan perempuan. Batas minimal kawin untuk perempuan adalah 16 tahun, sedangkan pria minimal usia 19 tahun. Perbedaan ini tentu membawa dampak pada kesehatan seks dan kesehatan reproduksi. Mengacu kepada undang-undang perkawinan, sebagaimana disebutkan di atas, menunjukan bahwa perempuan, sebagai istri diposisikan di bawah pria. Tujuan penelitian adalah ingin mengetahui bagaimana sikap pria terhadap kesehatan reproduksi. Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dengan rancangan cross sectional. Populasi penelitian adalah pria dewasa yang telah menikah. Pengambilan sampel dilakukan secara multistage  random sampling atau sampling acak bertahap. Terpilih  kecamatan Tegalsari sebagai daerah urban ( Kelurahan Tegalsari, Dr. Sutomo, dan Wonorejo), kecamatan Tandes sebagai daerah sub urban (Kelurahan Manukan Kulon dan Tandes Lor) dan  diambil secara random 200 pria dewasa dan telah menikah. Hasil penelitian adalah sebagian besar responden mempunyai sikap yang baik tentang kesehatan reproduksi, yaitu sebesar 60 % di Kecamatan Tegalsari dan 61 % di Kecamatan Tandes, jadi  tidak ada perbedaan sikap tentang kesehatan reproduksi antara  Kecamatan Tegalsari dan Tandes  dengan tingkat kemaknaan (p) =  0,748.

Downloads

Download data is not yet available.

References

<div class="WordSection1"><p class="Default">A. Vanusha, Parvathavarthini K. 2018. Assessment of present awareness on reproductive health and evaluation of a tool designed for reproductive health education among school going adolescent girls.  International Journal of Reproduction, Contraception, Obstetrics and Gynecology<em>. Jun;7(6):2381-2387 </em></p><p class="Default">Bietsch,<em>Kristin E Bietsch, 2015.</em> Mens Attitudes Towards Contraception in Sub-Saharan Africa.</p><p class="Default"> <em>African Journal of Reproductive Health September 2015; 19 (3): </em>41</p><p>Darwin Muhadjir. 1996. <em>Gerakan Kependudukan : Dari Keluarga Berencana ke Kesehatan Reproduksi</em>, dalam Penduduk Dan Pembangunan, Editor Agus Dwiyanto dkk, Pusat Penelitian Kependudukan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.</p><p class="Default">Hajizadeh Marjan  (MS)1, Mojgan Javadnoori, Nahid Javadifar.  2015. Educational Needs of Adult Men regarding Sexual and Reproductive Health in Ahvaz, Iran. Journal of Midwifery &amp; Reproductive Health  Vol 3 No. 3 385-393</p><p>Khajehei <em>Khajehei M.,S. Ziyadlou  and A. Ghanizadeh, 2013, </em>Knowledge of and attitudes towards sexual and reproductive health in adults in Shiraz: a need for further education. Eastern Mediterranean Health Journal, EMHJ . Vol. 19 No. 12 ¢ 2013</p><p class="Default">Narang, Harkiran, Seema Singhal, (2013) Men as partners in maternal health: an analysis of male awareness and attitude. International Journal of Reproduction, Contraception, Obstetrics and Gynecology . Sep;2(3):388-392</p><p class="Default">Roudsari H.R. Sadeghipour1 R. Sherafat-Kazemzadeh, M. Rezaeie1 and M. Derakhshan, 2006. Reproductive health knowledge, attitudes and practices of Iranian and Afghan men in Tehran province.  La Revue de Santé de la Méditerranée orientale, Vol. 12, No 6, 2006</p><h3><em>Sirupa, <em>Tirsa A. Sirupa, John J.E. Wantania, Eddy Suparman, </em>2016,</em> Pengetahuan, sikap, dan perilaku remaja tentang kesehatan reproduksi. Jurnal E Clinic. Vol 4, No. 2.</h3><p>Yemane Yayehyirad , 2017. Assessment of Knowledge, Attitude and Practice Towards Reproductive Health Service among Mizan Tepi Universtiy Tepi Campus Students, Sheka Zone, South Nations Nationalities and Peoples Regional State,South West Ethiopia, 2017. Jurnal of Hospital and Medical Management. Vol. 3 No. 1: 11</p></div>

Downloads

Published

2019-06-01
Abstract views: 337 , PDF Downloads: 1221