NILAI KARAKTER DALAM KESENIAN TARI WAYANG TOPENG JATIDUWUR

Authors

  • Yuka Yuananda Wicaksono Unesa

DOI:

https://doi.org/10.26740/jcms.v4n2.p77-90

Keywords:

character value, traditional dance, puppet.

Abstract

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan nilai karakter yang terdapat pada kesenian tari wayang topeng Jatiduwur. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskripstif kualitatif. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi sumber. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan sumber data sekunder. Hasil yang diperoleh yaitu, terdapat dua lakon yang paling sering ditampilkan di dalam kesenian tari wayang topeng Jatiduwur. Pertama, lakon patah kuda narawangsa, dan yang kedua adalah lakon wirucanamurca. Lakon patah kuda narawangsa bertemakan percintaan, sedangkan lakon wirucanamurca bertemakan tentang kepahlawanan. Dari kedua lakon tersebut, terdapat sebelas nilai karakter yang terkandung dalam kesenian tari wayang topeng Jatiduwur. Nilai karakter tersebut berasal dari sifat tokoh-tokoh pewayangan yang terdapat dalam lakon patah kuda narawangsa dan wirucanamurca. Dari beberapa nilai karakter yang ditemukan, terdapat karakter baik dan ada pula yang jahat. Nilai karakter tersebut juga mencerminkan kehidupan kita di masa sekarang dan kita dapat mengambil nilai positif dari karakter tersebut.

 

Abstract

The purpose of this study to describe the character values found in the Jatiduwur puppet dance art. This study uses a qualitative descriptive approach. The techniques used in data collection are observation, interview, and documentation. The data validity technique in this study uses source triangulation. Data sources used in this study are primary data and secondary data. The results of this research can be seen that there are two plays that are most often displayed in this art. First,  namely lakon patah kuda narawangsa, and second namely lakon wirucanamurca. The play is a love-themed patah kuda narawangsa. While the play wirucanamurca is about heroism. Of the two plays, there are 11 character values contained in the Jatiduwur puppet dance art. The character value derived from the nature of the puppet characters contained in the broken play narawangsa and wirucanamurca. Of the several character values found, there are good characters and some are bad character. The character values also show our lives in the present and we can take positive values from these characters.

References

<p><strong>Referensi Buku</strong> </p><p>Barnawi dan M. Arifin. 2012. Strategi dan Kebijakan Pembelajaran pendidikan Karakter. Yogyakarta: Az-ruzz Media.</p><p class="DaftarPustaka">Moleong, Lexy J. 2014. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya.</p><p class="DaftarPustaka">Rakhmat, Jalaluddin. 2011. Psikologi Komunikasi. Bandung : PT Remaja.</p><p><strong>Referensi Online </strong></p><p class="DaftarPustaka">Bintari, Pramudya Nur, Cecep Darmawan. 2016. Peran Pemuda Sebagai Penerus Tradisi Sambatan Dalam rangka Pembentukan Karakter Gotong Royong. Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial. Volume 25, Nomor 1</p><p class="DaftarPustaka">Handitya, Binou. 2019. Menyemai Nilai Pancasila Pada Generasi Muda Cendekia. Adil Indonesia Jurnal, Volume  2, Nomor 1, Halaman. 13-17</p><p class="DaftarPustaka">Irianto, Agus Maladi. 2017. Kesenian Tradisional Sebagai Sarana Strategi Kebudayaan di Tengah Determinasi Teknologi Komunikasi. NUSA, Volume 12, Nomor 1</p><p class="DaftarPustaka">Iryanti, Irma. 2017. Kajian Tentang Nilai-Nilai Kearifan Lokal Yang Dikembangkan Sanggar Seni Sekar Pandan Untuk Menumbuhkan Nasionalisme. Jurnal Pendidikan Kewaraganegaraan dan Hukum, FIS-UNY.</p><p class="DaftarPustaka">Munandar, Agus Aris. 2014. œPanji dan Para Kadeyan mengembara dalam Kebudayaan Nusantara dalam St. Hanggar B. Prasetya dan I Wayan Dana, Panji dalam Berbagai Tradisi Nusantara, Yogyakarta: Direktorat Kesenian dan Perfilman. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berkerjasama dengan ISI Yogyakarta</p><p class="DaftarPustaka">Nimah, Sholikhatun. 2016. Respon Generasi Muda Jawa Terhadap Seni Pertunjukkan Wayang Kulit. Skripsi. Semarang: PPs. Universitas Negeri Semarang (UNNES)</p><p class="DaftarPustaka">Nugraheni, Galuh Retno. 2017. Pendidikan Pelestarian Budaya Lokal Pada Masyarakat Pengrajin Wayang Di Dusun Karangasem Wukirsari Imogiri Bantul. Skripsi. Yogyakarta: PPs. Universitas Negeri Yogyakarta  (UNY)</p><p class="DaftarPustaka">Nurgiyanto, Burhan. 2011. œWayang dan Pengembagan Karakter Bangsa dalam Jurnal Pendidikan Karakter. Tahun 1, Nomor 1. Halaman 27-28</p><p class="DaftarPustaka">Rusdiyan, Efi. 2017. Pembentukan Karakter dan Moralitas Bagi Generasi Muda Yang Berpedoman Pada Nilai-Nilai Pancasila Serta Kearifan Lokal. Seminar Nasional, ISSN 2589-6384</p><p class="DaftarPustaka">Werdiningsih, Rini. 2018. Membangun Semangat Nasionalisme Generasi Muda Dalam Bingkai Pendidikan Karakter. Majalah Ilmiah FISIP UNTAG Semarang, Volume 13,  Nomor 18.</p><p class="DaftarPustaka">Yanuartuti, Nanang Setyo dan Nasrul Ilahi. 2012. Sejarah dan Budaya Jombang. Jombang. Dinas Pendidikan Kab. Jombang.</p><p class="DaftarPustaka">Yanuarti, Setyo. 2015. Revitalisasi Pertunjukkan Wayang Topeng Jatiduwur Lakon Patah Kuda Narawangsa. Surakarta: Program Studi Penciptaan dan Pengkajian Seni Institut Seni Indonesia.</p><p class="DaftarPustaka">Yanti, Noor, R. A. (2016). Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler dalam rangka pengembangan nilai nilai karakter siswa untuk menjadi warga negara yang baik di SMA KORPRI Banjarmasin. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 6, Nomor 11, Halaman  964-965.</p>

Downloads

Published

2019-10-14
Abstract views: 431 , PDF Downloads: 382