English

Abstrak

Penelitian ini mengkaji enam puisi digital yang ditulis oleh para pekerja migran dari Indonesia, India, Filipina, Tiongkok, dan Bangladesh. Dalam puisi digitalnya, para pekerja migran secara terbuka menceritakan pengalaman dan perasaan mereka saat Covid-19 berlangsung. Berdasarkan pengalaman tersebut, penelitian ini dilakukan untuk mengungkapkan dampak pandemic terhadap kehidupan para pekerja migran. Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian Pustaka dan pengumpulan data melalui dokumentasi. Penelitian ini menggunakan teori New Criticism untuk menyoroti permasalahan kompleks yang dihadapi para pekerja migran. Lebih jauh lagi, teori Subaltern memiliki peranan penting dalam menyelidiki relasi kekuasaan yang digambarkan dalam puisi digital dan bagaimana pekerja migran dapat memberdayakan diri mereka sendiri dan mengutarakan pendapat mereka. Kajian ini mengungkap bagaimana para buruh migran menyuarakan permasalahannya melalui pilihan kata, simbol, dan unsur sastra dalam puisi digital mereka. Dalam puisi-puisinya, para buruh migran menggambarkan kegelisahan, kesepian, kesedihan, depresi, dan betapa mereka sangat merindukan keluarga dan rumah mereka. Selain itu, penelitian ini juga menyoroti perjuangan para pekerja migran dalam mengatasi situasi kompleks selama pandemi di Singapura. Kesimpulannya, puisi digital sangat penting bagi para pekerja migran untuk mengakomodasi suara mereka, mendorong solidaritas, dan berbagi pengalaman kolektif selama pandemi.