TANTANGAN MEMBACA SURABAYA 2015: MERETAS JALAN MEMBANGUN LABORATORIUM KOLABORATIF PEMBUDAYAAN LITERASI YANG EFEKTIF BAGI MASA ADOLESEN
DOI:
https://doi.org/10.26740/paramasastra.v2n1.p%25pAbstract
Data mutakhir TIMSS dan PIRLS 2011 serta PISA 2012 menginformasikan bahwa tingkat literasi bangsa Indonesia pada urutan bawah di percaturan global. Riset Taufiq Ismail tahun 1996 menyatirekan bahwa siswa SMA di Indonesia œrabun membaca dan pincang menulis. Ikhtiar-ikhtiar yang dilakukan kelompok-kelompok pegiat literasi di Indonesia telah membuktikan hasilnya yang beraneka. Namun, jika jejak langkah ini tidak ditantang oleh sistem pembudayaan literasi yang pasti dan visioner, teresekusi di jalur-jalur pendidikan informal, formal, dan nonformal, terukur, termonitor dan terevaluasi, serta terkesinambungan, kapankah peluang akselerasi gerakan literasi membuahkan generasi emas yang diidamkan? Pencanangan Surabaya Kota Literasi telah dilakukan Walikota Surabaya pada 2 Mei 2014. Pada 2 s.d. 5 Maret 2015 program Tantangan Membaca Surabaya 2015 telah dilaunching oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya. Dua kebijakan ini meski belum menjadi sistem yang menjamin kepastian keberlangsungan gerakan, sebagai embrio lahirnya Perda dan Perwali tentang gerakan literasi, ia telah melempangkan teretasnya jalan membangun laboratorium kolaboratif guna pembudayaan literasi (LabKobuLi) yang efektif bagi para generasi bangsa usia adolesen. Dengan LabKobuLi inilah gerakan pengeberaksaraan diberlangsungkan dengan semangat hari ini lebih baik daripada kemarin dan esok lebih baik daripada hari ini. Untuk menyukseskan gerakan pioner ini, pemeranan dan pemungsian kepemimpinan pembelajaran sangat diperlukan.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section

