Strategi Peningkatan Pelayanan Bus Trans Jatim Sebagai Moda Transportasi Pada Wilayah Gerbangkertosusila (Studi Kasus Bus Trans Jatim Koridor II Mojokerto-Surabaya)
Keywords:
strategi peningkatan, optimalisasi layanan, Trans Jatim Koridor IIAbstract
Bus Trans Jatim Koridor II merupakan layanan transportasi publik yang diselenggarakan oleh Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Timur untuk memenuhi kebutuhan angkutan di wilayah Gerbangkertosusila dengan metode scrapping layanan Bus Hijau. Masih ditemui permasalahan dalam optimalisasi pelayanan yang diberikan dan diperlukan strategi peningkatan layanan. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis dan mendeskripsikan strategi peningkatan pelayanan Bus Trans Jatim Koridor II. Metode penelitian yang digunakan yaitu Deskriptif Kualitatif dengan Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Peneliti menggunakan teori David Osborne dan Plastrik berdasarkan 5 indikator yang terdiri dari strategi inti (core strategy), strategi konsekuensi (consequences strategy), strategi pelanggan (customer strategy), strategi pengawasan (controlling strategy), dan strategi budaya (culture strategy.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Bus Trans Jatim Koridor II dapat terlaksana dengan baik namun belum maksimal. Indikator strategi inti menunjukkan pelayanan belum maksimal disebabkan Dinas Perhubungan Kota Surabaya dan angkutan eksisting menolak operasional sehingga layanan rute belum terwujud sesuai rencana. Strategi konsekuensi menunjukkan bahwa upaya penciptaan tanggungjawab melalui konsekuensi telah terlaksana namun diperlukan pemberian aturan tertulis terkait rewards. Strategi pelanggan menunjukkan peningkatan layanan telah dilaksanakan dan berjalan namun belum maksimal karena fasilitas halte tidak lengkap dan merata. Strategi pengawasan telah terlaksana dengan baik melalui pengawasan Manajemen Trans Jatim namun diperlukan peninjauan ulang terkait waktu operasional layanan. Strategi budaya telah dimanfaatkan dengan baik melalui upaya peningkatan layanan penggunaan istilah sebagai ikon layanan, kecanggihan teknologi, dan budaya 5S. Oleh karena itu Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Timur perlu memberbaiki komunikasi dengan Dinas Perhubungan Kota Surabaya dan angkutan eksisting yang menolak operasional Bus Trans Jatim Koridor II, memberikan aturan tertulis terkait rewards, memberikan fasilitas halte yang lengkap dan merata, peninjauan waktu operasional layanan, dan mempertahankan agar budaya dan perilaku organisasi tetap diberlakukan
Kata Kunci: strategi peningkatan, optimalisasi layanan, Trans Jatim Koridor II
Additional Files
Published
How to Cite
Issue
Section

