Analisis Inventarisasi Aset pada Mesin Fingerprint di Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kota Surabaya

Authors

  • Cintya Cindy Lestari Universitas Negeri Surabaya
  • Prasetyo Isbandono

Abstract

Inventarisasi merupakan kegiatan untuk pendataan, pencatatan, dan pelaporan hasil
pendataan pada Barang Milik Daerah (BMD). Penelitian ini dilaksanakan untuk
mengetahui sistem inventarisasi aset dan kendala selama inventarisasi aset pada mesin
fingerprint Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM)
Kota Surabaya sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 47
Tahun 2021 Tentang Cara Pelaksanaan Pembukuan, Inventarisasi, dan Pelaporan Barang
Milik Daerah. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif
dengan teknik pengumpulan data secara triangulasi (observasi, wawancara, dokumentasi)
yang dilakukan di BKPSDM Kota Surabaya. Penelitian ini menggunakan teknik analisis
data dengan cara reduksi data yang sudah di kumpulkan, menyajikan informasi data
penelitian dan menarik kesimpulan. Temuan hasil penelitian ini berdasarkan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2021 Tentang Tata Cara
Pelaksanaan Pembukuan, Inventarisasi, dan Pelaporan Barang Milik Daerah dengan
tahapan inventarisasi tahap persiapan (pembentukan tim dan penyiapan data awal), tahap
pelaksanaan (pendataan, identifikasi, monitoring dan evaluasi), tahap pelaporan, dan tahap
tindak lanjut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Pembentukan tim inventarisasi
BKPSDM Kota Surabaya sudah dilakukan namun belum adanya rencana kerja pada tugas
dari tim inventarisasi BKPSDM Kota Surabaya. 2) Penyiapan data awal di BKPSDM Kota
Surabaya antara lain seperti Kartu Inventaris Barang (KIB), Kartu Stock, Kartu Inventaris
Ruangan (KIR), berita acara penerimaan barang melalui aplikasi SIJAKA dan SIMBADA.
3) Pendataan dan identifikasi sudah dilakukan namun terkendala pada ketidaksingkronan
antara data inventarisasi. 4) Monitoring belum dilaksanakan secara rutin dan tidak ada
evaluasi. 5) Pelaporan internal di BKPSDM Kota Surabaya dilakukan satu tahun sekali
dan lima tahun sekali di BPKAD. 6) Tindak lanjut inventarisasi aset di BKPSDM Kota
Surabaya sudah dilaksanakan namun terdapat kendala pada tahap tindak lanjut koreksi, dan pencatatan.
Kata Kunci : inventarisasi aset, mesin fingerprint, pendataan, pelaporan.

Inventory is an activity for data collection, recording, and reporting the results of
data collection on Regional Property (BMD). This research was conducted to find out the
asset inventory system and obstacles during asset inventory on the Surabaya City
Personnel and Human Resources Development Agency (BKPSDM) fingerprint machine in
accordance with the Regulation of the Minister of Home Affairs (Permendagri) Number
47 of 2021 concerning How to Implement Bookkeeping, Inventory, and Reporting of
Regional Property. This research uses a qualitative method with a descriptive approach
with triangulation data collection techniques (observation, interviews, documentation)
conducted by BKPSDM Surabaya City. This research uses data analysis techniques by
reducing the data that has been collected, presenting research data information and
drawing conclusions. The findings of this study are based on the Regulation of the Minister
of Home Affairs of the Republic of Indonesia Number 47 of 2021 concerning Procedures
for the Implementation of Bookkeeping, Inventory, and Reporting of Regional Property
with the inventory stages of the preparation stage (team formation and preparation of
initial data), the implementation stage (data collection, identification, monitoring and
evaluation), the reporting stage, and the follow-up stage. The results of this study show
that: 1) the formation of the Surabaya City BKPSDM inventory team has been carried out
but there is no work plan for the tasks of the Surabaya City BKPSDM inventory team. 2)
Preparation of initial data at BKPSDM Surabaya City includes the Goods Inventory Card
(KIB), Stock Card, Room Inventory Card (KIR), minutes of receipt of goods through the
SIJAKA and SIMBADA applications. 3) Data collection and identification have been
carried out but are constrained by the inconsistency between inventory data. 4) Monitoring
has not been carried out regularly and there is no evaluation. 5) Internal reporting at
BKPSDM Surabaya City is carried out once a year and once every five years at BPKAD.
6) Follow-up of asset inventory in BKPSDM Surabaya City has been carried out but there
are obstacles at the follow-up stage of correction, and recording.
Keywords: asset inventory, fingerprint machine, data collection, reporting.

Additional Files

Published

2024-07-31

How to Cite

Lestari, C. C., & Isbandono, P. . (2024). Analisis Inventarisasi Aset pada Mesin Fingerprint di Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kota Surabaya. Jurnal Inovasi Administrasi Negara Terapan (Inovant), 3(3). Retrieved from https://journal.unesa.ac.id/index.php/innovant/article/view/32885

Issue

Section

Articles
Abstract views: 50 , PDF Downloads: 0