Maengket Sebagai Sarana Pendidikan Seni Melalui Aktivitas Apresiatif dan Kreatif

Main Article Content

Stefanny Pandaleke
Meyltsan Maragani

Abstract

The efforts to develop student potential, preservation and development of art through appreciative and creative activities are important things to do. Maengket, as a traditional art in North Sulawesi has the potential as a means of art education through appreciative and creative activities. The discussion in this article is about how the process of art appreciation and creation in learning Maengket as a learning material for Cultural Arts, so that students gain an aesthetic experience. Appreciation activity begins with the introduction or description about Maengket. Then the second step is the analysis of the text from Maengket which includes music and dance movements. The next step is evaluation by giving a summary of the material and looking on the student responses to activities in the previous steps. Furthermore, the creation activities in Maengket learning stand on the concepts and ideas that have been obtained in previous appreciation activities. Each student is given the freedom to express every ideas and express it honestly and personally. Thus, Maengket learning as teaching material in Arts and Culture learning can be more optimized.

 

Keywords: Art Education, Appreciation, Creation, Maengket

Article Details

How to Cite
Pandaleke, S., & Maragani, M. (2020). Maengket Sebagai Sarana Pendidikan Seni Melalui Aktivitas Apresiatif dan Kreatif. GETER : Jurnal Seni Drama, Tari Dan Musik, 2(1), 24–33. https://doi.org/10.26740/geter.v2n1.p24-33
Section
Articles
Author Biography

Stefanny Pandaleke, Program Studi Pendidikan Musik Gereja, Institut Agama Kristen Negeri Manado

Program Studi Pendidikan Musik Gereja, Institut Agama Kristen Negeri Manado

References

Arsy, I. Nurul dan Triyanto. 2014. œApresiasi Motif Nusantara (Indonesia) : Strategi Menumbuhkan Kesadaran Budaya (Bahasan dalam Kerangka Kurikulum Seni Rupa 2013) makalah disampaikan pada Seminar Nasional Pendidikan Seni. Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang.

Bahari, Nooryan. 2008. Kritik Seni. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Dewantara, Ki Hadjar. 1977. Karya Ki Hadjar Dewantara Bagian Pertama Pendidikan. Yogyakarta: Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa.

Haryono. 2014. œMembentuk Siswa Kreatif Melalui Pembelajaran Seni Di Sekolah makalah disampaikan pada Seminar Nasional Pendidikan Seni. Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang.

Jazuli, M. 2008. Paradigma Kontekstual Pendidikan Seni. Surabaya : Unesa University Press.

Malarsih. 2014. œPendidikan Seni Tari Sebagai Alat Pendidikan Karakter makalah disampaikan pada Seminar Nasional Pendidikan Seni. Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang.

Posumah, J. 1985. œMasa Depan Maengket dalam Pembinaan dan Pengembangannya bahan diskusi panel Dies Natalis Universitas Sam Ratulangi Manado.

Rohidi, Tjetjep Rohendi. 2014. Pendidikan Seni Isu dan Paradigma. Semarang: Cipta Prima Nusantara Semarang.

Rumengan, Perry. 2011. Musik Vokal Etnik Minahasa Teori, Gramatika dan Estetika. Yogyakarta : Program Pascasarjana ISI Yogyakarta.

Salam, Sofyan. 2006. œPendidikan Seni Multikultural (Sebuah Pengantar untuk Mengeksplorasi Pelaksanaannya di Kampus) dalam Jurnal Pendidikan Seni Kagunan. Tahun 1 Nomor 01, Desember 2006.

_____________2013. œJustifikasi Pendidikan Seni di Sekolah Umum makalah disampaikan pada Seminar Nasional Pendidikan Seni. Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang.

Soehardjo, A.J. 2012. Pendidikan Seni Dari Konsep Sampai Program. Malang : Universitas Negeri Malang Fakultas Sastra Jurusan Seni dan Desain & Bayumedia Publishing.

Sunarmi, Sri. 2014. Tari Maengket Perspektif Pemikiran Di Balik Ritual Pergaulan Di Minahasa.