Mistisisme Musik Iringan Kesenian Reog Ponorogo

Main Article Content

Dhani Kristiandri

Abstract

Reog Ponorogo merupakan kesenian tradisional dari Ponorogo yang memiliki karakteristik khusus. Iringan yang khas, sajian yang unik dan nuansa yang mistis seringkali menyertai bentuk kesenian ini. Hal itu terutama tampak pada iringan yang disajikan. Fokus pembahasan artikel ini pada hadirnya iringan dalam kesenian Reog Ponorogo yang memiliki nuansa mistis. Dengan didukung beberapa instrumen khusus, seperti terompet, gong, kendang, dan lain-lain, irama dan nuansa yang dihadirkan sangat terasa nuansa mistisnya. Penelitian sebelumnya yang membahas tentang kesenian Reog Ponorogo, yaitu Setyo Yuwana (1995) dengan judul œReog Ponorogo: Struktur Dramatik, Fungsi Sosial, dan Makna Simboliknya. Yuwana mengambil objek penelitian Reog Ponorogo Paguyuban Pujangga Anom dan Jayeng Katong di Kabupaten Ponorogo. Kontribusi penelitian Yuwana pada artikel ini adalah dapat digunakan peneliti sebagai wawasan pada pertunjukan Reog Ponorogo yang berada di kabupaten Ponorogo yang belum dikemas dan masih dengan struktur pertunjukan yang lengkap, serta dengan fungsi dan makna pertunjukan yang utuh. Dengan demikian, peneliti lebih terarah mengkaji pertunjukan Reog Ponorogo yang telah dikemas dalam pertunjukan kemasan di Balai Pemuda Surabaya. Teknik pengumpulan data menggunakan tiga cara yaitu, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Eksistensi tradisional di mana pun memang telah tersisihkan, dianggap tidak memiliki tempat dalam masyarakat kini, maka upaya pelestarian dan pengembangan kesenian perlu ditingkatkan. Diharapkan melalui upaya pelestarian melalui berbagai kemasan dapat membantu generasi penerus untuk berapresiasi dan berproses kreatif.

Downloads

Download data is not yet available.

Article Details

How to Cite
Kristiandri, D. (2019). Mistisisme Musik Iringan Kesenian Reog Ponorogo. Virtuoso: Jurnal Pengkajian Dan Penciptaan Musik, 2(1), 1–14. https://doi.org/10.26740/vt.v2n1.p1-14
Section
Articles

References

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Djazuli, M. 1994. Telaah Teoritis Seni Tari. Semarang: IKIP Semarang Press.

Djelantik, A.A.M. 1999. Estetika Sebuah Pengantar. Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukan.

Haviland, 1975. Culture Antropology, New York: Holt, Rinehart and Wiston, Inc.

Indriyanto. 1998/1999. Lengger Banyumasan Kontinuitas dan Perubahannya, Tesis S2.Yogyakarta: UGM.

Moleong, J. Lexy. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Murder, Niels.2001. Mistisisme Jawa, Ideologi Di Indonesia. Yogyakarta: LKiS.

Poloma, Margaret. 1992. Sosiologi Kontemporer, diterjemahkan oleh Tim Penterjemah Yosogama. Jakarta: Rajawali Pers.

Sedyawati, Edi. 1981. Pertumbuhan Seni Pertunjukan. Jakarta: Sinar Harapan.

________. 1983. Seni dalam Masyarakat Indonesia. Jakarta: Gramedia.

Soedarsono, R.M. 1999. Seni Pertunjukan Indonesia di Era Globalisasi. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Depdikbud.

Soekanto, Soejono. 1989. Sosiologi Suatu Pengantar. Edisi Baru Jakarta: Rajawali Eka Press.

Yuwana, Setya, 1995. Reog Ponorogo Struktur Dramatik, Fungsi Sosial dan Makna Simbolik. Surakarta: MSPI

https://rininrhyti.wordpress.com/2015/08/17/alat-musik-yang-mengiringi-tari-reog-ponorogo/