KOLABORASI QUADRUPLE HELIX DALAM MENCIPTAKAN INOVASI KONSEP WISATA EDUKASI KAMPUNG NANAS DI DESA PALAAN

Authors

  • Muhamad Imron Raden Rahmat Islamic University of Malang

DOI:

https://doi.org/10.26740/jpsi.v4n2.p68-74

Abstract

Menciptakan konsep desa wisata bukanlah perkara yang mudah karena memerlukan kerjasama banyak pihak. Kolaborasi antar sektor (pemerintah, akademisi, bisnis, masyarakat) menjadi kunci dalam menggerakkan kreatifitas dan inovasi agar produk yang dihasilkan menjadi unggul dan berdaya saing ditengah industri wisata yang semakin beragam. Kolaborasi yang ideal menghasilkan interaksi yang setara dan saling berbagi pengetahuan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian deskriptif. Metode ini diharapkan dapat menghasilkan uraian secara jelas dan mendalam perihal ucapan, perilaku dan tulisan yang dapat diamati dari individu, kelompok masyarakat ataupun organisasi tertentu. Penelitian ini menjelaskan bentuk kerjasama kolaboratif antar elemen Quadruple Helix di desa Palaan. Model empat helix ini dinilai efektif karena memberi ruang yang seimbang kepada seluruh stakeholder yang ada, terutama masyarakat yang seringkali hanya diposisikan sebagai obyek suatu kebijakan. Melalui model ini, selain menciptakan inovasi konsep wisata edukasi, diharapkan juga dapat memaksimalkan potensi desa yang berdampak pada kesejahteraan dan kemandirian desa.

References

Carayannis, E. G., and Campbell, D. F. J. (2009). Mode 3 and Quadruple Helix: toward a 21st century fractal innovation ecosystem. International journal of Technology Management, 46 (3), 201-234

Delman, J., & Madsen, ST. (2007), Nordic Triple Helix Collaboration in Knowledge, Innovation, and business in China and India: a Preliminary Study. NIAS-Nordic Institute of Asian Studies, Copenhagen

Dwiyanto, Agus. 2011. Manajemen Pelayanan Publik: Peduli, Inklusif, dan Kolaboratif. Yogyakarta: Gadjahmada University Press. hal. 251

Kumorotomo, Wahyudi dkk 2013. Transformasi pelayanan Jakarta Commuter Line: Studi Tentang Collaborative Governance di Sektor Publik. Fisipol, UGM. Halaman 10

Lundvall, B. A. (Ed.). (1992), National Systems of innovation. Toward a Theory of Innovation and Interactive Learning. London: Pinter Publishers.
Oscar. A, Monterino, S., & Thomson, M. (2010). A growth model for the quadruple helix innovation theory. Journal of Business Economics & Management

Rahayu, Sri. (2013), œThe Quadruple Helix Model (Universities, Academic, Entreprises, Government and Community) Sebagai Model Ideal Untuk Sistem Inovasi Lokal Efektif Terkait Penanggulangan Kemiskinan Di Negara Bekembang, Pusat Penelitian Perkembangan Iptek-LIPI, 2013

Schienstock, G. & Hamalainen, T. (2001), Transformation of the Finish Innovation System: A Network Approach. Sitra Reports series 7. Helsinki: Sitra

Subarsono, Agustinus. 2016. Kebijakan Publik dan Pemerintahan Kolaboratif Isu-Isu Kontemporer. Yogyakarta: Penerbit Gava Media. Hal. 177

Wise, E. & Hogenhaven, T. (2008), User-Driven Innovation. Contex and Cases in the Nordic Region. Nordic Innovation Centre

Yawson, R. M. (2009), The Ecological Systems of Innovation: A New Architectural Framework for a Fungtional Evidence-Based Platform for Science and Innovation Policy, The Future of Innovation, Proceedings of the XXIV ISPIM 2009 Conference, Vienna, Austria, June 21-24, 2009

Dokumen Pedoman Umum PIID-PEL Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.

Downloads

Published

2020-05-30

Issue

Section

Articles
Abstract views: 2051 , PDF Downloads: 1668