PEMBINAAN KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN KEPALA SEKOLAH MELALUI TRANSFORMASI PENGALAMAN DIRI DI KABUPATEN SIDOARJO

Authors

  • Saji Saji

DOI:

https://doi.org/10.26740/inklusi.v1n1.p52-81

Keywords:

transformasi, pengalaman diri

Abstract

Salah satu kompetensi yang wajib dimiliki kepala sekolah adalah kewirausahaan. Lemahnya kompetensi kewirausahaan kepala sekolah binaan berdampak pada pengelolaan lulusannya yang tidak mencapai target seperti yang diharapkan. Pola pengelolaan lulusan di sekolah binaan selama ini terhenti pada output saja. Hal ini terbukti dari data penelusuran lulusan dari tahun 2009-2014 disekolah binaan, 81% lulusannya menganggur. Permasalahan tersebut  penulis atasi  dengan bekal pengalaman dan jaringan kerja lintas sektor dengan melibatkan peran dunia usaha, dan industri. Strategi yang di gunakan nyata dan terukur, dengan contoh-contoh yang telah dirasakan keberhasilannya. Kondisi yang belum sesuai harapan  penulis atasi dengan upaya pembinaan kompetensi kepala sekolah, melalui strategi transformasi pengalaman diri. Melalui strategi tersebut, penulis menularkan pengalamannya, membimbing kepala sekolah  mengubah pola pengelolaan lulusan, yang tidak berhenti pada out put saja, tetapi dilanjutkan dengan program penyaluran sampai lulusannya mampu mandiri. Caranya dengan pendampingan dan fasilitasi, serta bimbingan, baik kelompok maupun individu. Kepala sekolah dilibatkan dalam praktek  mendayagunakan peran serta masyarakat, belajar berkolaborasi membangun jaringan kerja lintas sektor, melalui kunjungan lapangan keberbagai dinas/intansi terkait. Langkah-langkahnya  diawali dengan persiapan, studi lapangan mengunjungi beberapa perusahaan, promosi, dan koordinasi, penyaluran, serta monitoring dan tindak lanjut. Tingkat keberhasilan strategi terlihat pada adanya perubahan pola pengelolaan sekolah, yaitu: (1) kepala sekolah binaan mampu menyusun program dan tim penanganan lulusan, (2) peserta didik disiapkan secara lebih terarah pada kebutuhan dunia kerja, (3) dalam waktu 3 tahun 71,% lulusan berhasil di salurkan  di empat perusahaan, ( 4) kepala sekolah mampu mengubah lulusan dari tiga demensi berkarakter, kreatif, dan produktif, menjadi lulusan dengan empat dimensi yaitu, berkarakter, kreatif, dan produktif, serta mandiri di masyarakat. Dampaknya antara lain, (1) citra sekolah meningkat, dua sekolah binaan dalam akreditasi mendapat predikat A, ( 2) para pihak merasa bangga lulusannya berhasil, ( 3) stigma yang kurang baik pada lulusan berangsur berubah kearah yang positif oleh karena dengan memiliki pekerjaan lulusan berpenghasilan layak mampu hidup mandiri di masyarakat

References

Amti, Erman dan Prayitno. 2004. Layanan bimbingan dan konseling kelompok. Padang: Jurusan Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Padang.

Depdikbud. 1998. Panduan Manajemen Sekolah. Balai Pustaka, Jakarta

Depdiknas.2000. Panduan Manajemen Sekolah. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Direktorat Pendidikan Menengah, Jakarta.

Kemdikbud 2013, Materi Bimtek Peningkatan manajemen Kepala Sekolah PK.Dirjen Pendidikan Menengah, Jakarta.

Kemdikbud 2015, Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan Kemdikbud (Buku Kerja Pengawas Sekolah), Jakarta.

Kemdikbud 2011, Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan Kemdikbud, Jakarta 2011, Buku Kerja Pengawas Sekolah, Jakarta.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003.Sistem Pendidikan Nasional. Media Wacana,
Yogyakarta.

Undang Undang Nomor 8 Tahun 2016 Tentang Penyandang Disabilitas

Widjaja, A.W, 1998, Titik Berat Otonomi Daerah : Pada Daerah Tingkat II, PT. Raja
Grafindo, Jakarta

Downloads

Published

2018-04-24

How to Cite

Saji, S. (2018). PEMBINAAN KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN KEPALA SEKOLAH MELALUI TRANSFORMASI PENGALAMAN DIRI DI KABUPATEN SIDOARJO. JPI (Jurnal Pendidikan Inklusi), 1(1), 52–81. https://doi.org/10.26740/inklusi.v1n1.p52-81

Issue

Section

Articles
Abstract views: 301 , PDF Downloads: 1099