REPRESENTASI TEORI KELAS KARL MARX PADA FILM SERIAL THE HUNGER GAMES (ANALISA SEMIOTICA MODEL JOHN FISE)

Semiotika, Karl Max, Konflik Kelas, The Hunger Games

Authors

  • Navita Fayola Frihanggrahita Universitas Negeri Surabaya

Abstract

Film The Hunger Game diadaptasi dari novel Trilogi The Hunger Game oleh penulis berdarah Amerika yaitu Suzanne Collins. Film yang rilis pertama kali di Indonesia pada 22 Maret 2021 ini adalah film bergenre fiksi ilmiah yang memuat isu-isu sosial yang sering kita jumpai di masyarakat, salah satunya yaitu konflik sosial. Pada film ini menggambarkan bagaimana kaum proletariat berjuang untuk keluar dari penindasan dan kemiskinan, sedangkan kaum borjuis merasakan hidup yang sangat sejahtera dengan gaya hidup mewah tanpa memiliki rasa peduli terhadap kaum bawah. Tradisi yang dibuat oleh kaum petinggi adala kompetisi yang mengharuskan pesertanya untuk saling membunuh dan bertahan hidup, dimana hal tersebut hanya digunakan sebagai hiburan reality show oleh kaum-kaum tinggi tanpa merasa keputusasaan yang dirasakan oleh kaum-kaum proletariat. Bedasarkan hal tersebut, peneliti memilih film ini unutk di teliti dan dianalisis dengan menggunakan konsep teori kelas Karl Max. Tujuam penelitii mlakukan analisis ini ialah untuk menganalisis dan mengetahui scene-scene yang mempresentasikan konflik sosial pada film The Hunger Games melalui analisa representasi, ideologi, dan realitas. Methode yang peneliti gunakan pada penelitian ini ialah deskriptive serta pendekatan kualitatif dengan analisis semiotica model Jonh Fiske. Teori Kelas Karl Marx yang digunakan sebagai acuan dasar teori pada penelitian ini. Teori tersebut yang mengemukakan 2 kelas dalam masyarakat kapitalis yaitu kaum buruh (proletaria) dan pemiliki modal (borjuis). Teknik analysis data dalan penelitian ini menggunakan analysis descriptive. Hasiil dari analisis ini menunjukan  pada adegan yang ada di film The Hunger Games mampu mempresentasikan konflik sosial melalui scene-scene perbedaan tempat tinggal dan konflik-konflik yang dialami oleh pemeran utama yaitu Katniss Everdeen. Adegan, setting tempat, setting latar, karakter, hingga lighting dan pemilihan music dapat mewakili apa yang ingin disampaikan, sehingga makna-makna tersirat maupun tersurat dapat sampai kepada penonton dengan jelas. Kesenjangan sosial yang dialami oleh kaum buruh (penduduk distrik) mengakibatkan memicu pemberontakan yang dilakukan oleh kaum buruh kepada kaum borjuis (Capitol) untuk menuntut revolusi. Digambarkan perjuangan kelas teersebut tidak akan berhenti hingga salah satu dari kelas tersebut mengalami kekalahan.

Downloads

Published

2023-01-03

Issue

Section

Articles
Abstract views: 769 , PDF Downloads: 1197