PELATIHAN PENILAIAN AUTENTIK DI MGMP KIMIA SMA KABUPATEN MAGETAN

Authors

  • Muchlis Muchlis Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pegetahuan Alam Uiversitas Negeri Surabaya
  • Leny Yuanita Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Surabaya
  • Utiya Azizah Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Surabaya

DOI:

https://doi.org/10.26740/ja.v1n2.p91-101

Keywords:

Fakta menunjukkan bahwa banyak siswa tuntas mencapai tujuan pembelajaran, namun mereka gagal ketika diberikan tugas-tugas nyata atau masalah-masalah kehidupan nyata (penilaian autentik) yang terkait dengan tujuan pembelajaran tersebut. Secara paradigmatik

Abstract

Fakta menunjukkan bahwa banyak siswa tuntas mencapai tujuan pembelajaran, namun mereka gagal ketika diberikan tugas-tugas nyata atau masalah-masalah kehidupan nyata (penilaian autentik) yang terkait dengan tujuan pembelajaran tersebut. Secara paradigmatik penilaian autentik memerlukan perwujudan pembelajaran autentik (authentic instruction) dan belajar autentik (authentic learning). (Kemendikbud, 2014c). Sebagian guru yang tergabung dalam MGMP Kimia Kabupaten Magetan sebenarnya telah mengikuti pelatihan kurikulum 2013, namun belum sepenuhnya diterapkan dalam pembelajaran. Pemahaman dan terbatasnya contoh-contoh konkret instrumen penilaian autentik menjadi kendala terwujudnya penilaian autentik dalam pembelajaran. Oleh karena itu, PKM-Wilayah Binaan diusulkan dan dilakukan untuk mengetahui œhasil pelatihan penilaian autentik di MGMP Kimia SMA Kabupaten Magetan ditinjau dari: 1) pemahaman materi penilaian autentik, 2) kemampuan peserta pelatihan dalam menyusun RPP berbasis penilaian autentik, 3) kemampuan peserta pelatihan dalam menerapkan penilaian autentik dalam pembelajaran di kelas, dan 4) respon peserta pelatihan terhadap kegiatan pelatihan penilaian autentik. Hasil kegiatan PKM ini menunjukkan bahwa hasil pelatihan penilaian autentik di MGMP Kimia SMA Kabupaten Magetan adalah baik, dengan didukung oleh data dan fakta bahwa: 1) pemahaman materi penilaian autentik peserta pelatihan dalam kategori tuntas, 2) kemampuan peserta pelatihan dalam menyusun instrumen penilaian autentik dalam kategori baik dan sangat baik, 3) kemampuan peserta pelatihan dalam menerapkan penilaian autentik dalam pembelajaran di kelas mendapatkn kategori baik, dan 4) respon peserta pelatihan terhadap kegiatan pelatihan penilaian autentik menunjukkan respon positif.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Gulikers, J., Bastiaens, T., & Kirschner, P. 2004. A five-dimensional framework for authentic assessment. Educational Technology Research and Development, 52 (3), 67-85.

Kemendikbud, 2014a, Panduan Penguatan Proses Pembelajaran Sekolah Menengah Pertama.

Kemendikbud, 2014b, Penilaian Pencapaian Kompetensi Peserta Didik Sekolah Menengah Pertama.

Kemendikbud, 2014c, Lampiran Permendiknas Nomor 104 Tahun 2014 tentang Pedoman Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik IndonesiaNomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik IndonesiaNomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik IndonesiaNomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan

Downloads

Published

2016-10-28

Issue

Section

Articles
Abstract views: 563 , PDF Downloads: 267