DEKOLONISASI MULTIDRUG-RESISTANT ORGANISMS (MDROs) DENGAN CUCI TANGAN SEBAGAI UPAYA PENGENDALIAN RESISTENSI ANTIBIOTIK PADA KELOMPOK MASYARAKAT DI KABUPATEN BANYUMAS

Authors

  • Rani Afifah Nur Hestiyani Jenderal Soedirman University

DOI:

https://doi.org/10.26740/ja.v6n2.p94-98

Keywords:

cuci tangan, dekolonisasi, Multidrug Resistant Organism (MDRO), resistensi antibiotik

Abstract

Resistensi antibiotik menjadi permasalah global, karena dapat menigkatkan risiko penyebaran penyakit infeksi dan biaya pengobatan akibat munculnya Multidrug Resistant Organism (MDROs) tidak hanya di Rumah Sakit tapi juga di masyarakat. Salah satu langkah upaya pengendaliannya, yaitu dekolonisasi MDROs dengan cuci tangan metode World Health Organization (WHO). Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat tentang dekolonisasi MDRO dengan metode cuci tangan. Metode yang digunakan yaitu penyuluhan masalh resistensi antibiotik dan upaya pengendaliannya dan pelatihan mengenai metode cuci tangan menurut WHO sebagai salah satu langkah pengendalian resistensi antibiotik. Hasil penelitian ini adalah masyarakat mampu mempraktekan secara mandiri metode cuci tangan menurut WHO. Respon mitra terhadap pelatihan cukup tinggi dilihat dari antusiasme dan ketertarikan yang tinggi.

Downloads

Download data is not yet available.

Author Biography

Rani Afifah Nur Hestiyani, Jenderal Soedirman University

Departement of Microbiology, Faculty of Medicine, Jenderal Soedirman University

References

<div class="WordSection1"><p>Anjarwati, D.U., Setyono, J., Rujito, L. 2011. <em>Perawat kesehatan sebagai karier methicillin resistant Staphylococcus aureus (MRSA) di Rumah Sakit Pemerintah<strong> </strong>dan Rumah Sakit</em><strong> </strong>Swasta <em>di Kabupaten Banyumas</em>. <em>Mandala of Health</em>, 5(1).</p><p>Handayani, R.S., Siahaan, S., Herman, M.J. 2017. <em>Antimicrobial Resistance and Its Control Policy Implementation in Hospital in Indonesia</em><em>.Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan,</em>1(2): 131-140<em>.</em></p><p>Kurniawati, A.F.S., Satyabakti, P., Arbianti, M. 2015. <em>Perbedaan risiko Multidrug Resistance Organism (MDROs) menurut faktor risiko dan kepatuhan hand hygiene</em>. <em>Jurnal Berkala epidemiologi</em>, 3(3): 277-289.</p><p class="EndNoteBibliography">Permenkes. 2015. Peraturan Menteri Kesehatan Republik  Indonesia Nomor 8 Tahun 2015 Tentang  Program Pengendalian Resistensi Antimikroba Di Rumah Sakit.</p></div><strong><br clear="all" /> </strong><p>Santosaningsih D., Zuhriyah L., Nurani M.P. 2011. <em>Staphylococcus aureus</em><em> pada Komunitas Lebih Resisten terhadap Ampisilin dibandingkan Isolat Rumah Sakit</em>.<em> Jurnal Kedokteran Brawijaya</em>, 26(4): 204-07.</p><p class="EndNoteBibliography">Ulla, I. M., Afifah and Anjarwati, D. U. 2018. <em>Hubungan Riwayat Penggunaan Antibiotik Dengan Karier Eschericia coli Penghasil Extended  Spectrum Beta Lactamase (ESBL) Pada Mahasiswa FK Unsoed Angkatan 2014</em>. S1 Thesis.  Universitas Jenderal Sudirman, Purwokerto. </p><p class="EndNoteBibliography">WHO. 2009. Hand Hygiene, Why, How and When. <a href="http://www.who.int/"><em>www.who.int</em></a>. Hand HygieneW,</p><p class="EndNoteBibliography">WHO. 2014. Antimicrobial Resistance Global Report on Surveilance <a href="http://www.who.int/"><em>www.who.int</em></a>. </p>

Downloads

Published

2021-04-23

Issue

Section

Articles
Abstract views: 483 , PDF Downloads: 443