PERMAINAN PIANO PADA REVERIE IN F MAJOR KARYA CLAUDE DEBUSSY (TINJAUAN TEKNIK, ARTIKULASI, DAN INTERPRETASI)

Authors

  • Athiyah Yumna Hafizhah Universitas Negeri Surabaya

DOI:

https://doi.org/10.26740/rj.v2n2.p269-283

Keywords:

teknik permainan, interpretasi, impressionisme, debussy, reverie

Abstract

Reverie in F Major merupakan karya Claude Debussy yang diciptakan pada tahun 1890, pada era Impressionisme. Reverie dalam bahasa Inggris berarti daydreaming. Karya ini mempresentasikan suasana yang sesuai dengan judulnya. Komposisi ini didominasi oleh teknik legato, pedaling serta dinamika yang variatif dengan range sangat lembut hingga keras. Debussy meninggalkan pendekatan jaman Klasik dan Romantik dimana melodi dan iringan pada umumnya terdapat pada garis yang berbeda, pada komposisi ini terdapat bagian dimana melodi dan harmoni diciptakan menyatu. Selain itu, penggunaan sustain dan damper pedal berperan penting sebagai “nada modifier”. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif yang bertujuan mendeskripsikan teknik permainan piano dan interpretasi sebagai kajian informatif untuk memainkan karya tersebut. Penulis menggunakan teori semiotika oleh Charles Sanders Pierce dan analisis teknik permainan piano. Pemahaman tentang interpretasi dan teknik permainan piano, memiliki keterkaitan erat bagi pemain piano untuk dapat membawa pendengar ke dalam suasana yang diimajinasikan oleh komponis pada karya musiknya.

References

Alex, S. (2006). Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana. Analisis Semiotik dan Analisis Framing.

Dumesnil, M. (1932). How to play and teach Debussy. Schroeder & Gunther, Incorporated.

Hirakouji, S. P. (2008). The “Piano without hammers”: Reconsidering Debussy's pianism. University of Washington.

Howat, R. (2009). The Art of French Piano Music: Debussy, Ravel, Fauré, Chabrier. Yale University Press.

J Moleong, Lexy. (2001). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung Remaja Rosdakarya Rama, L. D., & Efi, A. (2018). The Existence of Music in the Ba Arak Program in the Traditional Culture of Marriage of the Koto Tangah Community. Seventh International Conference on Languages and Arts (ICLA 2018). Atlantis Press.

Kengerli-Najafova, N. (2020). Mastery of Articulation in the Piano Performance. Вісник Київського національного університету культури і мистецтв. Серія: Музичне мистецтво, 3(2), 156-168.

Kitelinger, S. (2010). Musical performance for the instrumental conductor. In Clinic from CMEA SBS Conference.

Machfauzia, A. N. (2014). Self-management Strategies of Music Teacher in Musical Interpretation Teaching. International Journal of Creative and Arts Studies, 1(2), 1-17.

Machfauzia, A. N. (2018). Intellectual character in the learning of musical interpretation as an enhancement of 21st-century skills. In Character Education for 21st Century Global Citizens (pp. 493-497). Routledge.

Mack, D. (1995). Sejarah Musik Jilid 3. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi.Kamus Musik Panoe Banoe,

Menelaou, C. (2012). Claude Debussy's musical style and analysis of his piano works.

Pono, Banoe. (2007). Kamus Musik. Yogyakarta : Kanisius

Rushing, S. P. (2018). Debussy's Pianistic Palette: Understanding His Innovative Notation (Doctoral dissertation, University of Colorado).

Sema, D. (2018). Gerakan Impresionisme, Debussy Dan “Clair De Lune”: Sebuah Refleksi Terhadap Perubahan. Jurnal Abdiel: Khazanah Pemikiran Teologi, Pendidikan Agama Kristen dan Musik Gereja, 2(1), 61-73.

Silverman, M. (2007). Musical interpretation: philosophical and practical issues. International journal of music education, 25(2), 101-117.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: PT Alfabet

Waesberghe, van Smits.Estetika Musik / F.H. Smits Van Waesberghe S.J; Editor, Sunarto .2016

Downloads

Published

2022-07-09

Issue

Section

Artikel
Abstract views: 386 , PDF Downloads: 377