Penerapan Sertifikat Laik Higiene Bisnis Kopi Start Up Pada Tatanan Normal Baru

Authors

  • Fries Melia Salviana Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
  • Hanung Widjangkoro Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

DOI:

https://doi.org/10.26740/jsh.v4n2.p340-356

Keywords:

Sertifikat Laik Higiene, Kopi Start Up, Tatanan Normal Baru

Abstract

Pelaku usaha dalam upaya melindungi konsumen pada masa pademi covid 19 maka setiap usaha restoran wajib memiliki Sertifikat Laik Higiene diatur didalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1096/Menkes/Per/VI/2011 Tentang Higiene Sanitasi Jasaboga serta Peraturan  Walikota Surabaya Nomor 28 Tahun 2020 Tentang Pedoman Tatanan Normal Baru Pada Kondisi Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) di Kota Surabaya sebagai upaya melindungi konsumennya. Penelitian Yuridis normatif dengan pendekatan aturan perundang-undangan dan konseptual. Analisis bahan hukum dilakukan setelah adanya pengkategorian tersebut. Bahan hukum yang digunakan adalah bahan hukum primer yang berupa aturan perundang-undangan, bahan hukum sekunder yang berupa jurnal, buku, dan bahan hukum yang berada dari media online, serta bahan hukum tersier yang berada dari kamus. Setelah bahan hukum terkumpul, maka akan dikelompokkan, disusun lalu dideskripsikan untuk untuk selanjutnya dianalisis untuk menjawab rumusan masalah serta mencapai tujuan penelitian. Penerapan Sertifikat Laik Higiene telah sesuai dengan teori efektivitas hukum, sebab di dalamnya telah terdapat aturan yang mendukung yaitu Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1096/Menkes/PER/VI/2011 Tentang Higieme Sanitasi Jasaboga yang ditunjang oleh Surat Edaran nomor HK.02.01/MENKES/335/2020 Tentang Protokol Pencegahan Penularan Corona Virus Disease di Tempat Kerja Sektor Jasa dan Perdagangan (Area Publik). Penegakan hukum dilakukan oleh paratur sipil negara serta dibentuk gugus tugas yang diterapkan pada setiap wilayah. Faktor yang terakhir adalah kebudayaan, yaitu terkait dengan nilai kemanusiaan yang ada dari masyarakat untuk mengurangi atau mencegah penularan covid 19 sehingga bisa diterapkan dalam roadmap. Sanksi bagi pelaku usaha di bidang jasaboga adalah sanksi administrasi dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang berupa teguran, teguran tertulis atau pencabutan Sertifikat Laik Higiene serta pemberian ganti rugi dan/atau mengenai tindakan tertentu sehingga kerugian yang diderita oleh konsumen tidak akan terulang kembali. 

Author Biography

Fries Melia Salviana, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

FAKULTAS HUKUM

References

<p>     Undang-Undang no 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen</p><p>     Undang-Undang no 7 Tahun 2014 Tentang Perdagangan</p><p>     Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1096/Menkes/PER/VI/2011 Tentang Higieme Sanitasi Jasaboga</p><p>     Keputusan Menteri Dalam Negeri no 440-830 Tahun 2020 Tentang Pedoman Tata Normal Baru Produktif dan Aman Corona Virus Disease 2019 bagi Aparatur Sipil Negeri Pemerintah Daerah</p><p>     Surat Edaran no HK 02/01/Menkes 335/220 Tentang Protokol Pencegahan Penularan Corona Virus Disease di Tempat Kerja Sektor Jasa dan Perdagangan (Area Publik)</p><p>     Rubiansah. œImplementasi Program Penataan Bantaran Sungai di Kawasan Jalan Brigjen Katamso Kabupaten Sintang. Publika Vol 8 no 1 Tahun 2019</p><p>     Septea, Karina Asie Sawong, Andias, Dini Ririn, dan Muniroh, Lailatul. Penetapan Higiene Sanitasi jasa Boga pada Katering gol A 2 dan A3 di Kota Palangkaraya Kalimantan Tengah </p><p>     Soekanto, Soerjono dan Marmudji, Sri. Penelitian Hukum Normatif. Jakarta : Raja Grafindo Persada</p><p>     Karsandi, Rusdi. Mengenal bisnis start up di Indonesia. <a href="http://www.grevia.com/article/45/mengenal-bisnis-startup-di-Indonesia/">http://www.grevia.com/article/45/mengenal-bisnis-startup-di-Indonesia/</a>    </p>

Downloads

Published

2023-01-17
Abstract views: 159 , PDF Downloads: 399