Pemanfaatan Limbah Cangkang Kupang Sebagai Sumber Kitin dan Kitosan

Authors

  • Arina Mana Sikana Jurusan Biologi, FIMPA Universitas Negeri Surabaya Jln. Ketintang, Surabaya 60231
  • Nur F. Ningsih Jurusan Biologi, FIMPA Universitas Negeri Surabaya Jln. Ketintang, Surabaya 60231
  • Miftahul R. Saputri Jurusan Biologi, FIMPA Universitas Negeri Surabaya Jln. Ketintang, Surabaya 60231
  • Shelly A. T. Wandani Jurusan Biologi, FIMPA Universitas Negeri Surabaya Jln. Ketintang, Surabaya 60231
  • Reni Ambarwati Jurusan Biologi, FIMPA Universitas Negeri Surabaya Jln. Ketintang, Surabaya 60231

Abstract

Kupang merupakan nama lokal kerang kecil yang telah lama dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan lontong kupang, makanan khas asal Sidoarjo dan Surabaya. Produksi lontong kupang dilakukan setiap hari sehingga dihasilkan limbah berupa cangkang kupang yang sangat melimpah. Limbah cangkang kupang tersebut berpotensi menjadi bahan alternatif pembuatan kitin dan kitosan, yang selama ini lebih banyak diekstraksi dari cangkang krustasea dan gastropoda. Penelitian ini bertujuan untuk mengekstraksi kitin dan kitosan dari limbah cangkang kupang putih (Potamocorbula faba) dan kupang merah (Muschulita senhausia) serta mengukur besar kandungan kitin dan kitosan tersebut. Sampel cangkang kupang diambil dari Desa Balongdowo, Candi, Sidoarjo. Pemurnian kitin dilakukan menggunakan metode Hong dan pembuatan kitosan dilakukan dengan metode Knorr. Validasi produk kitin dan kitosan dilakukan dengan spektrofotometer (Fourier Transform InfraRed) FTIR, kemudian hasilnya dianalisis menggunakan statistika deskriptif. Kitin yang didapat dari hasil deproteinasi dan demineralisasi limbah cangkang kupang merah dan putih sebesar 97% dan 93%. Kitosan yang didapat dari hasil deasetilasi limbah cangkang kupang merah dan putih sebesar 22% dan 16% dengan derajat deasetilasi masing-masing adalah 76,30% dan 70,21%.

 

Kupang is small mussel that has been used by people of Sidoarjo and Surabaya as traditional food for a long time. Therefore, the waste of the shells is very abundant. The shells of those mussels are potential as raw materials of chitin and chitosan. This study aimed to extract chitin and chitosan from shells of white mussel (Potamocorbula faba) and red mussel (Muschulita senhausia) and measuring the content of chitin and chitosan. The samples of the shells are taken from the village of Balongdowo, Candi, Sidoarjo. Purification of chitin was performed using Hongs method, while chitosan isolation is done by Knorrs method. Identification of chitin and chitosan is done by FTIR (Fourier Transform InfraRed) spectrophotometer, and the data were analyzed using descriptive statistics. Chitin obtained from the results of demineralization-deproteination of red and white mussel shells were 97% and 93% respectively. Chitosan resulted from deacetylation of red and white mussel shells were 22% and 16% respectively; and the deacetylation degree were 76.30% and 70.21% respectively.

References

Ambarwati R, 2010. Keanekaragaman, Karakter Morfologi, dan Habitat Bivalvia di Perairan Pantai Sidoarjo, Jawa Timur. Tesis. Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada.

Ambarwati R dan Trijoko, 2011. Morphological Characters of Suspension Feeder Bivalve Potamocorbula faba (Bivalvia: Corbulidae). Proceeding of International Conference of Biological Science 2011. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Ariyani F dan Yennie Y, 2008. Pengawet Pindang Ikan Layang (Decapterus russelli) menggunakan Kitosan. Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan, 3(2): 139-146.

Brezski M, 1987. Chitin and Chitosan Putting Waste to Good Use. Infofish International, 6. P. 26-28.

Hargono A dan Sumantri I, 2008. Pembuatan Kitosan dari Limbah Cangkang Udang serta Aplikasinya dalam Mereduksi Kolesterol Lemak Kambing. Reaktor, 12(1): 53-57.

Khan TA, Peh KK, dan Ching HS, 2002. Reporting degree of deacetylation values of chitosan: the influence of analytical methods. J Pharm Pharmceut Sci. 5: 205-212.

Komariah dan Astuti L, 2010. Preparasi dan Karakterisasi Kitin yang Terkandung dalam Ekoskeleton Kumbang Tanduk Rhinoceros beetle (X. Gideon) dan Kutu Beras (S. oryzae). Jurnal Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti dalam Seminar Nasional IX Pendidikan Biologi FKIP UNS 649.

Kusumawati, Masykur A, dan Arief U, 2004. Pembuatan Kitosan dari Kitin Cangkang Bekicot (Achatina fulica). Biofarmasi. 2 (2): 64-68.

Kusumaningsih T, Venty S, Wisnu P, 2004. Karakterisasi Kitosan Hasil Deasetilasi Kitin dari Cangkang Kerang Hijau (Mytilus viridis). Alchemy. 3(1): 63-73.

Mathur NK dan Narang CK, 1990. Chitin and chitosan: versatile polysaccharides from marine animals. J Chem Educ. 67: 938-942.

Poutiers JM, 1998. Bivalves (Acephala, Lamellibranchia, Pelecypoda), Dalam: Carpenter KE dan Niem VH (eds). FAO Species Identification Guide for Fishery Purpose; The Living Marine Resources of the Western Central Pacific, 1

Salami L, 1998. Pemilihan Metode Isolasi Khitin dan Ekstraksi Khitosan dari Limbah Kulit Udang Windu (Phenaus monodon) dan Aplikasinya sebagai Bahan Koagulasi Limbah Cair Industri Tekstil. Skripsi. Jakarta: Jurusan Kimia FMIPA UI.

Sanusi M, 2004. Transformasi Kitin dari Hasil Isolasi Limbah Industri Udang Beku Menjadi Kitosan. Marina Chimica Acta, 5(2): 28-32.

Suhardi, 1993. Khitin dan Khitosan. Yogyakarta: Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi UGM.

Downloads

Abstract views: 2883 , PDF Downloads: 4050