Pengaruh Frekuensi Bathing terhadap Tingkat Serangan Ektoparasit

Authors

  • Hamidah Ghoziah Akbar Jurusan Biologi-FMIPA Universitas Negeri Surabaya Kampus Ketintang Unesa, Jln. Ketintang Surabaya 60231
  • Al Widyan Dinar Jurusan Biologi-FMIPA Universitas Negeri Surabaya Kampus Ketintang Unesa, Jln. Ketintang Surabaya 60231
  • Sulthon Jihadul Haq Jurusan Biologi-FMIPA Universitas Negeri Surabaya Kampus Ketintang Unesa, Jln. Ketintang Surabaya 60231

Abstract

Kenari (Serinus canaria) merupakan salah satu contoh burung anggota Passeriformes yang banyak diperdagangkan dan dipelihara karena keindahan bulu dan kicauannya, namun tidak semua burung kenari yang diperdagangkan memiliki kondisi fisik yang baik, kondisi tersebut dikarenakan adanya ektoparasit yang menyerang tubuh burung kenari tersebut. Bathing merupakan salah satu cara mengurangi ektoparasit pada burung. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh frekuensi bathing terhadap tingkat serangan ektoparasit pada burung kenari, pengaruh frekuensi bathing terhadap perilaku burung kenari dan menentukan frekuensi yang optimal untuk mengurangi tingkat serangan ektoparasit pada burung kenari. Penelitian ini dilakukan dengan rancangan acak lengkap dengan tiga perlakuan, yaitu bathing sehari sekali, dua hari sekali, dan tiga hari sekali. Sebanyak 9 burung kenari sebagai sampel diperoleh dari penangkaran dan belum memperoleh pengobatan. Kegiatan penelitian ini akan dilaksanakan selama tiga bulan. Data tingkat serangan ektoparasit, perilaku preening dan kicau burung dianalisis dengan uji Kruskall-Wallis dan Uji Wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan adanya penurunan tingkat serangan ektoparasit yaitu terdapat penurunan jumlah ektoparasit pada tubuh kenari di akhir perlakuan. Frekuensi bathing yang optimal untuk mengurangi tingkat serangan ektoparasit adalah frekuensi bathing sehari sekali, namun yang memberikan pengaruh terbaik untuk kicau burung adalah bathing dua hari sekali.


Canary (Serinus canaria) is one of member of Order Passeriformes, which are frequestly traded because of the beauty of its feather and song. However, canary that are kept as pets are often found in unhealthy condition. For example infected by ectoparasites. Bathing is one of efforts that can be applied to reduce the infection level of ectoparasites. The purposes of this study were to describe the influence of bathing frequency on the infection level of ectoparasites and the preening and singing behaviour of birds; as well as define the best frequency of bathing. This research was done by using completely randomized design with three treatments, namely bathing every day, every two days, and every three days. Nine canaries obtained from captive breeding were used as sample. The treatment was conducted for three months. Data of infection level of ectoparasites, preening and singing behaviour were analysed by using Crustal-Wallis test and Wilcoxon test. The result showed that the infection level after treatment decrease significantly. The best treatment of bathing frequency to reduce the infection level of ectoparasites was one a day. However, the treatment that gave the best influence on the singing behavior was bathing every two days.

References

Barbosa A, 1996. Relationship between bill morphology and preening behavior in waders. Ethology Ecology and Evolution 8: 291-196.
Clayton DH and Cotgreave P, 1994. Relationship of bill morphology to grooming behaviour in bird. Anim. Behav, Vol. 47 (4113): pp 195-201

Delius JD, 1988. Preening and associated comfort behavior in birds. Annals of the New York Academy of Science. 525: 40-55.

Ezi Frahma, 2014. Jenis-Jenis Burung yang Diperdagangkan Di Kabupaten Solok Sumatera Barat. Skripsi. Fakultas Kehutanan Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat Padang.

Hamzah & Asteria Ef, 2006. Penggunaan Formalin Untuk Pengobatan Penyakit Kutu Ikan (Argulus Indicus) Dan Kutu Jarum (Lernaea Cyprinacea) Pada Ikan Maskoki (Carassius Auratus Linnaeus) .Agriplus. Vol.16(01).

Fikriyah Li, Haryono T, Ambarwati R, 2015. Identifikasi Ektoparasit Dan Endoparasit Pada Burung Kenari (Serinus Canaria) Di Penangkaran. LenteraBio 4(1): 8286.

Mironov J, Daber J, Proctor HC, 2003. New feather mites of the family Pterolichidae (Acari: Pterolichoidae) from parrots (Aves: Psittaciformes) in Australia. Australia Journal of Entomology 42: 185-202.

Rekapermana M, Thohari M, Masyud B, 2006. Pendugaan Jenis Kelamin Menggunakan Ciri-ciri Morfologi dan Perilaku Harian pada Gelatik Jawa (Padda oryzivora Linn, 1758) di Penangkaran. Media Konservasi 11(3): 89-97.

Prakosa,Bayu Hendra, dan Nia Kurniawan, 2014. Studi Burung-Burung yang Diperdagangkan Di Pasar Burung Splendid,Kota Malang.Jurnal Ilmiah.8-9.

Putra IKAAP, Watiniasih NL, Nuyana IN, 2014. Perilaku Harian Burung Jalak Bali (Leucopsar Rothschildi) Periode Breeding pada Relung yang Berbeda di Bali Bird Park, Gianyar, Bali. JURNAL BIOLOGI 18(1): 1-4.

Rozsa L, 1993. An experimental test of the site specificity of preening to control lice in feral pigeons. The Journal of Parasitology. 79(6): 968-970.

Sandmeier P dan Coutteel, 2013. Canaries, Finches and Mynahs. Journal Clinical Avian Medicine Vol. 2 (39): 879-914.

Soesono A, 1994. Beternak Burung Kenari. Jakarta: Penebar Swadana

Wall R and David S, 2001. Veterinary Ectoparasites: Biology, Pathology and Control. Second Edition. London: Blackwell Science Ltd

Walter D E, 2005. Glossary of Acarine Terms. (online) diakses melalui http://itp.lucidcentral.org/id/mites/invasive_mite/invasive_Mite_Identification/Key/0_glosary.htm. Pada tanggal 19 Maret 2014.

Downloads

Abstract views: 335 , PDF Downloads: 381