Kajian Penggunaan Pupuk Hayati Kemasan untuk Tanaman Kacang Tanah di Lahan Kering Masam, Lampung

Authors

  • Prihastuti Prihastuti Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian
  • Purwantoro Purwantoro Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian

Abstract

Penggunaan pupuk hayati merupakan suatu pilihan untuk dilakukan dalam upaya meningkatkan penyediaan unsur hara tanaman, terutama yang ditanam pada lahan-lahan marjinal. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan pengaruh penggunaan pupuk hayati kemasan untuk tanaman kacang tanah. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok dengan enam jenis pupuk hayati yang diberikan secara tunggal ataupun kombinasi, masing-masing dengan tiga ulangan. Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, hasil polong, dan jumlah polong. Analisis kimia tanah sebelum tanam meliputi pH, C-organik, N, P, K, Ca, Mg, Al-dd, H-dd. Parameter biologis yang diamati adalah jumlah bintil akar dan tingkat infeksi mikoriza pada akar, dengan jumlah sampel tiga tanaman untuk masing-masing ulangan. Analisis data menggunakan analisis varians dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil (BNT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa mikrob yang diintroduksikan melalui pupuk hayati kurang dapat berkembang dengan baik, yang diikuti dengan pertumbuhan tanaman yang kurang baik pula. Ketersediaan air merupakan faktor pembatas bagi perkembangan mikrob dan tanaman sehingga pertanian di lahan kering perlu disesuaikan dengan musim. Rendahnya pH tanah menghambat pertumbuhan bakteri pembentuk bintil akar. Penggunaan pupuk hayati yang tidak sesuai dengan kondisi lapang, sekalipun tanaman kacang tanah mampu membentuk polong, namun tidak mampu membentuk biji. Pupuk hayati yang direkomendasikan untuk digunakan di lahan kering masam adalah yang mengandung bakteri pelarut fosfat dan mikoriza vesikular arbuskular.

 

The use of bio-fertilizers is an option to conduct in the effort improving the supply of plant nutrients, especially those planted on marginal lands. The aim this study was to determine the effect of the use of commercial biological fertilizers for peanut at acid dry land. This research used a randomized complete block design with six types of commercial biological fertilizers given in single use or in combination, each was applied in three replications. Parameters measured were plant height, pod yield, and the number of pods. Chemical analysis of the soil before planting include pH, C-organic, N, P, K, Ca, Mg, Al-dd, H-dd. Biological parameters measured were the number of nodule and level of the mycorrhizal root infection, the number of samples were three plants for each replication. Data were analyzed using analysis of variance (ANOVA) and followed by least signifi cant difference test (LSD). Results showed that the microbes that were introduced through bio-fertilizers were less well developed, followed by the growth of plants that were less good anyway. Water availability was a limiting factor for the development of microbes and plants, hence agriculture in dry land needs to be adjusted with the seasons. The low acidity of the soil inhibited the growth of nodule-forming bacteria. The use of biological fertilizer was not correspond to field conditions, even though peanut plants are capable of forming pods, however they are not capable to form a seed. Biological fertilizer that are recommended for usage on acid dry land is contained phosphate solubilizing bacteria and vesicular arbuscular mycorrhizae.

References

Abdurachman A, Nugroho K, & Karama, 1998. Optimalisasi pemanfaatan sumberdaya lahan untuk mendukung program Gema Palagung. Hal.: 111. Dalam: Sudaryono, dkk. (Penyunting) 1998. Prosiding Seminar Nasional dan Pertemuan Tahunan Komisariat Daerah Himpunan Ilmu Tanah Indonesia Tahun 1998.

Adam F & Moore BL, 1983. Chemical factors affecting root growth in subsoil horizons of Coastal Plain Soils. Soil Sci. Soc. Am. J. 47: 99102.

Arimurti S, Sutoyo, & Winarsa, 2000. Isolasi dan karakterisasi rhizobia asal pertanaman kedelai di sekitar Jember. Jurnal Ilmu Dasar 1(2): 3947.

Arsyad DM, 2004. Varietas kedelai toleran lahan kering masam. Makalah Lokakarya Pengembangan Kedelai melalui Pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu di Lahan Masam. BPTP Lampung, 30 September 2004. Hlm: 41-47.

Goldsworthy PR & Fisher NM, 1992. Fisiologi Tanaman Budidaya Tropik. Diterjemahkan oleh Tohari. Gadjah Mada University Press. 874 hlm.

Hasanudin, 2003. Peningkatan ketersediaan dan serapan N dan P serta hasil tanaman jagung melalui inokulasi mikoriza, Azotobacter dan bahan organik pada Ultisol. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia 5(2): 8389.

Islami T & Utomo WH, 1995. Hubungan Tanah, Air dan Tanaman. IKIP Semarang Press, Semarang. Hlm. 211240.

Kamprath EJ, 1972. Exchangeable Al as a criterion for liming leached mineral soil. Soil Sci. and Amer. Proc. 34: 252254.

Kennedy AC & Smith KL, 1995. Soil microbial diversity and the sustainability of agricultural soil. Plant Soil 170:7586.

Kloepper JW, Lifshitz R, & Zablotowicz RM, 1989. Free living bacterial inocula for enhancing crop productivity. Trends Biotechnol. 7: 3943.

Krauskopf KB, 1979. Introduction of geochemistry. International Series in the earth and planetary sciences, Tokyo. McGrawHill.545 pp. Landon JR, 1984. Booker Tropical Soil Manual. A Handbook for soil survey and agricultural land evaluation in the tropics and subtropics. Bookers Agriculture International Limited, London WCIB. 3 DF. England. 220 pp.

Lakitan B, 1995. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Hlm. 155-168.

Marwoto & Hardaningsih S, 2004. Identifi kasi hama penyakit kedelai serta cara pengendaliannya. Makalah Lokakarya Pengembangan Kedelai melalui Pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu di Lahan Masam. BPTP Lampung, 30 September 2004. Hlm: 4860.

Marschner H, 1995. Mineral nutrition of higher plant. Academic Press, London.

McKenzie RC & Nyborg M, 1984. Infl uence of subsoil acidity on root development and crop growth in soil of Alberta and Northeastern British Columbia. Ca. J. Soil Sci. 64: 681697.

Mengel DB, Segars W, & Rehnm GW, 1987. Soil fertility and liming. p: 46196. In: J.B. Wilcox (ed). Soybean, Improvement and Uses. Second Ed. Madison. USA.

Munns R, 2002. Comparative physiology of salt and water stress. Plant Cell and Environment 25: 239-250.

Pasaribu D, Sunarlim N, Sumarno, Supriati Y, Saraswati R, Sutjipto & Karama, 1989. Penelitian inokulasi rizobium di Indonesia. Hlm. 3-29 In. M. Syam., Rubendi dan A. Widjono (ed). Risalah Lokakarya Penelitian Penambatan Nitrogen Secara Hayati pada Kacang-Kacangan, Bogor, 3031 Agustus 1988.

Paul EA & Clark FE, 1989. Soil Microbiology and Biochemistry. Academic Press, Inc. San Diego, California. p. 1925.

Ponmurugan P & Gopi C, 2006. In vitro production of growth regulators and phosphatase activity by phosphate solubilizing bacteria. African Journal of Biotechnology. 5(4): 348350.

Prihastuti, 2007. Peluang dan tantangan aplikasi pupuk hayati pada tanaman kacang-kacangan. Agritek 15(3): 617624.

Prihastuti, 2012. Pengelolaan biologis lahan Ultisol. Jurnal El-hayah 2(2): 104111.

Prihastuti & Harsono A, 2007. Potensi pengembangan mikoriza alami di lahan kering masam Lampung Tengah sebagai penambang hara. Jurnal AGRITEK 15(6): 13181325.

Prihastuti, Sudaryono & Tri Wardani, 2006. Kajian mikrobiologis pada lahan kering masam, Lampung. Agritek 14(5): 11101125.

Rumbaina D, Amrizal N, Widiyantoro, Marwoto, Taufiq A, Kuntyastuti H, Arsyad DM, & Heriyanto, 2004. Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) di lahan masam. Makalah Lokakarya Pengembangan Kedelai melalui Pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu di Lahan Masam. BPTP Lampung, 30 September 2004. hlm. 6172.

Stoato C, Boatman ND, Borralho RJ, Carvalho CR, de Snoo GR, Eden P, 2001. Ecological impacts of arable intensifi cation in Europe. J Environ Manage, 63(4): 337-365.

Sudaryono A, Wijanarko, Prihastuti & Sutarno, 2007. Analisis faktor pembatas pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai di lahan kering masam. AGRITEK 15(4): 783789.

Syekhfani, 2010. Hubungan hara tanah, air dan tanaman. Dasar-dasar pengelolaan tanah subur berkelanjutan. Putra Media Nusantara. hlm. 205.

Taufiq A, Kuntyastuti H, Manshuri AG, 2004. Pemupukan dan ameliorasi lahan kering masam untuk peningkatan produktivitas kedelai. Makalah Lokakarya Pengembangan Kedelai Melalui Pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu di Lahan Masam. BPTP Lampung. hlm 2140.

Tisdale SL, Nelson WL & Beaton JD, 1985. Soil Fertility and Fertilizer. Mc Millan Publ. Co., New York. 148 pp.

Vallejo PR & Kelly JD, 1998. Traits related to drought resistance in common bean. Euphytica 99: 127-136.

Vassileva M, Vassilev N, Venice M, & Federici F, 2001. Immobilized cell technology applied in solubilization of insoluble inorganic (rock) phosphate and P plant acquisition. Bioresource Technol. 79: 263-271.

Wade MK, Al-Jabri M, & Sudjadi M, 1986. The effect of liming on soybean yield and acidity parameters of three Red-Yellow Podsolic soils of West Sumatera. Pemberitaan Penelitian Tanah dan Pupuk 6: 18.

Zuberer ND, 1990. Soil and rhizosphere aspect of N2 fi xing microbe associations. P. 317-353. In. J. M Linch (ed) . The Rhizosphere. John Wiley and Sons.

Downloads

Published

2016-11-04
Abstract views: 362 , PDF Downloads: 950