Faith Leaders & the Outcome of the 2023 Presidential Election in Nigeria

Abstrak

Partisipasi politik adalah salah satu segmen utama proses demokrasi yang mendapat perhatian besar dari para peneliti di berbagai bidang ilmu sosial. Warga negara yang memenuhi syarat di Nigeria bebas untuk berpartisipasi secara sukarela dalam proses demokrasi yang akan mengarah pada munculnya pemimpin. Untuk pertama kalinya dalam sejarah demokrasi Nigeria, negara ini mengalami gangguan pemerintahan demokratis selama lebih dari dua dekade (1999 hingga 2023). Mayoritas masyarakat Nigeria berharap bahwa demokrasi akan semakin mendalam setelah 24 tahun percobaan, namun setiap siklus pemilu, yang dilakukan setiap empat (4) tahun, sentimen etnis, regional, dan agama membentuk perilaku memilih dan hingga batas tertentu mempengaruhi hasil pemilu. Hasil Pemilihan Presiden tahun 2023 menunjukkan betapa sejumlah pemimpin agama di negara ini terlibat secara mendalam dalam memobilisasi pendukung dan suara. Kemenangan calon Presiden APC mempunyai sederet implikasi bagi kehidupan politik Nigeria. Hal ini akan menimbulkan ketidakpercayaan politik dalam membentuk aliansi politik antara Utara dan wilayah lain di Nigeria. Bagi para pemimpin agama Muslim di Utara, kemenangan APC dalam pemilu dan kekalahannya di sebagian besar negara yang mayoritas penduduknya Muslim menunjukkan bahwa perilaku memilih di sebagian Muslim Utara lebih dipengaruhi oleh afiliasi etnis dibandingkan agama. bahwa kelompok agama atau etnis minoritas mungkin tidak memiliki kesempatan untuk memerintah Nigeria. Hal ini karena Nigeria menerapkan demokrasi pemenang mengambil segalanya, kepemimpinan negara akan menjadi urusan eksklusif kelompok etnis dan agama dengan kekuatan numerik dari pemilih atau pemilih terdaftar. Hal ini akan menciptakan suasana persaingan kekuasaan yang ketat antar kelompok etnis dan agama di negara tersebut dan tidak akan mengarah pada demokrasi yang sehat.