Pemodelan Kasus Baru HIV di Jawa Barat Menggunakan Poisson Inverse Gaussian Regression
Isi Artikel Utama
Abstrak
Jawa Barat menduduki peringkat pertama sebagai provinsi dengan jumlah kasus HIV tertinggi di Indonesia pada tahun 2022 sebanyak 8.680 kasus dan masih tertinggal dalam mencapai salah satu target pemerintah untuk mencapai 95% Orang Dengan HIV (ODHIV) mengetahui statusnya bahwa mereka telah terinfeksi HIV yang saat ini masih di angka 81%. Hal tersebut menjadi dasar penelitian ini yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang berpengaruh signifikan terhadap jumlah kasus HIV di Provinsi Jawa Barat. Pada analisis Regresi Poisson, asumsi mean dan varians seringkali tidak terpenuhi dikarenakan dapat terjadi overdispersi ataupun underdispersi yang dapat diatasi menggunakan Regresi PIG. Regresi PIG memiliki sifat fleksibel yang dapat mengatasi kasus overdispersi maupun underdispersi dengan baik, dibandingkan dengan Regresi Binomial Negatif yang hanya mampu mengatasi masalah overdispersi. Hasil dari penelitian ini yaitu karakteristik wilayah dengan jumlah kasus baru HIV tertinggi dipengaruhi oleh mobilitas penduduk tinggi, rendahnya penyuluhan HIV, serta ketersediaan fasilitas dan tenaga kesehatan yang memadai untuk deteksi kasus. Sebaliknya, wilayah dengan jumlah kasus terendah memiliki cakupan skrining kesehatan yang tinggi. Pada pemodelan Regresi PIG didapatkan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh signifikan terhadap jumlah kasus baru HIV di Jawa Barat pada tahun 2022 yaitu persentase remaja yang mendapatkan penyuluhan HIV, persentase penduduk 15 tahun ke atas yang tidak tamat SD, dan rasio jumlah tenaga kesehatan per 100.000 penduduk.
Kata Kunci: Kasus HIV, Overdispersi, Regresi PIG, Regresi Poisson, Sosial Ekonomi.
Rincian Artikel

Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.