REVITALISASI POLTEKBA ERA INDUSTRI 4.0

Authors

  • Gozali Gozali Politeknik Negeri Balikpapan
  • Nur Amaliah Politeknik Negeri Balikpapan
  • Elisabeth Milaningrum Politeknik Negeri Balikpapan

DOI:

https://doi.org/10.26740/jvte.v1n2.p19-26

Abstract

ABSTRAK

Hadirnya revolusi industri 4.0 telah menggeser beberapa aktifitas manusia, otomasi teknologi hampir di semua bidang pekerjaan berdampak pada keterampilan yang dibutuhkan industri. Politeknik sebagai pendidikan vokasi perlu menyiapkan langkah strategis untuk menyiapkan lulusannya agar mampu menghadapi tantangan pada era tersebut. Tujuan penelitian ini untuk mengkaji revitalisasi Politeknik Negeri Balikpapan di era industri 4.0.  Metode pengumpulan data dalam penelitian ini melalui observasi, wawancara, dan fokus grup diskusi (FGD). Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif kualitatif. Berdasarkan analisis yang dilakukan dapat simpulkan terdapat 7 indikator revitalisasi Politeknik untuk menjawab tantangan revolusi industri 4.0 yaitu (1) Relevansi kurikulum, (2)  Dual system 3-2-1, (3) Penyiapan dosen industry, (4) Teaching factory, (5) Sertifikasi dosen dan retooling, (5) TUK dan LSP, dan (7) Sertifikasi lulusan.  Revitalisasi Politeknik Negeri Balikpapan perlu dilakukan dengan harapan kelak pada gilirannya dapat menghasilkan lulusan yang siap menghadapi dan memiliki peluang memenangkan tantangan kehidupan yang semakin kompleks di abad 21 hususnya untuk menghadapi gempuran revolusi industry 4.0.

                                                                                                                 

Kata Kunci: dual system, industri 4.0, pendidikan vokasi,revitalisasi politeknik, teaching factory.

 

ABSTRACT

The industrial revolution 4.0 has shifted some human activities, technology automation in almost of all work fields that has impacts with the skills which are needed by industry. Polytechnic as higher vocational education needs to prepare strategic steps  in creating creditabel graduates in order to  face the challenges in that era. The aims of this study is to examine the revitalization of Balikpapan State Polytechnic in industrial era 4.0. The collecting the data  were done through observation, interviews, and focus group discussions (FGD). The data obtained were analyzed with descriptively qualitative. Based on the analysis, it can be concluded that there are 7 indicators of Polytechnic revitalization to answer the challenges of the industrial revolution 4.0, such as : (1) Relevance of  curriculum, (2) Dual system 3-2-1, (3) Preparation of industrial lecturers, (4) Teaching factory, (5) Lecturer certification and retooling, (6) TUK and LSP, and (7) Graduate certification. The revitalization of Balikpapan State Polytechnic  needs to be done and hopefully it will  create graduates who are ready to face and have the opportunity to win  the complex life challenges in the 21st century  especially in industrial revolution 4.0.

                                                                                                 

Keywords: Dual System, Higher Vocational Education, Industry 4.0, Revitalization of Polytechnic, Teaching factory.

Author Biography

Gozali Gozali, Politeknik Negeri Balikpapan

Perhotelan

References

[1] R.R.Tjandrawina, Industri 4.0: Revolusi industri abad ini dan pengaruhnya pada bidang kesehatan dan bioteknologi. (Jurnal Medicinus, Vol 29, Nomor 1, Edisi April, 2016).
[2] M. Yahya, Era Industri 4.0: Tantangan dan Peluang Perkembangan Pendidikan Kejuruan Indonesia. (Pidato Pengukuhan PenerimaanJabatan Professor Tetap dalam Bidang Ilmu Pendidikan Kejuruan. Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar, 2018)
[3] J.E.Aoun, Robot-proof: higher education in the age of artificial intelligence. (US: MIT Press, 2017).
[4] S. Bachir, (April 2019). Kurikulum Perguruan Tinggi Perlu Disesuaikan Peluang dan Tantangan Industri 4.0. [Online]. Okezone. Tersedia: https://economy.okezone.com/read/2019/03/16/11/2030949/kurikulum-perguruan-tinggi-perlu-disesuaikan-peluang-dan-tantangan-industri-4-0.
[5] Thomas, W.J. (Maret 2000). A Review of Research on Project Based Learning. [Online]. Tersedia: http://173.226.50.98/sites/default/files/news/pbl_research2.pdf).
[6] Sukartono. (April 2019). Revolusi Industri 4.0 dan Dampaknya terhadap Pendidikan di Indonesia. [Online]. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Tersedia: http://fkip.ums.ac.id/.
[7] K. Schwab, The Global Competitiveness Report. (Geneva: World Economic Forum, 2018)
[8] Ismunandar, Tantangan Pendidikan Era Industri 4.0. (Belmawa, 2019)
[9] Muhadjir. (April 2018). Hadapi Revolusi Industri 4.0, Kemendikbud Akan Rancang Ulang Kurikulum. [Online]. Tersedia: https://www.liputan6.com/news/read/3496936/hadapi-revolusi-industri-40-kemendikbud-akan-rancang-ulang-kurikulum. Diakses 28 April 2019
[10] I. Ahmad, Panduan Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi Di Era Industri 4.0. (Jakarta: Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, 2018).
[11] M.A.S. Budi, (2015). Implementasi Teaching Factory dalam Meningkatkan Kompetensi dan Jiwa Wirausaha Siswa di SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Program Sarjana Universitas Negeri Malang.
[12] W. Kamdi, Model-model Pembelajaran Inovatif. Malang: (Universitas Negeri Malang, 2007).
[13] A. Kuswantoro, Teaching Factory: Rencana dan Nilai Entrepreneurship. Yogyakarta, (Graha Ilmu, 2014).
[14] I. Zainudin, Suwachid, danN. Rohman, Kontribusi Pelaksanaan Teaching Factory Dalam Mempersiapkan Lulusan Memasuki Dunia Kerja Siswa SMK Negeri 5 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012. (Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Mesin Vol 1 No. 1.FKIP UNS, 2012).
[15] Moerwismadhi,Teaching factory suatu pendekatan dalam pendidikan vokasi yang memberikan pengalaman kearah pengembangan technopreneurship. (Makalah disajikan dalam Seminar Nasional Technopreneurship Learning for Teaching Factory, Universitas Negeri Malang, Malang 2009).
[16] J. Braham, dan J. Pickering, Widening Participation and improving economiccompetitiveness; the dual role of work-based learning within foundation degree. (Proceeding of the Work-based Learning Futures Conference.UK: Buxton, 2007).
[17] S. Fallow, danG. Weller, Transition from student to employee: a work-based program for œgraduate apprentices in small to medium enterprises. (Journal of Vocational and Education Training, 2000, 52(4) hal. 665 685.
[18] J. Garnett, dan D. Young, Introduction Work-based learning futures II, (Middelsex: University Vocational Awards Council 2008).
[19] Gozali, A. Dardiri, dan S. Soekopitojo, Penerapan Teaching Factory Jasa Boga Untuk Meningkatkan Kompetensi Entrepreneur Siswa SekolahMenengah Kejuruan, (Jurnal Sosial Humaniora dan Pendidikan Vol. 2 No. 1, 2018). hal. 46-50
[20] Mulianti, F. Prasetya, dan R. Mulyadi. Kompetensi Lulusan Pendidikan Vokasi: Peran Faktor dan Indikator yang Berpengaruh.(Prosiding Seminar Nasional Asosiasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Indonesia (APTEKINDO) ke 8 FT UNESA, Surabaya, 2018). Pp. N3-8-1.
[21] A. Dardiri, I. Alfiyanto, Mardji, H. Wasito,Sutrisno. (2018). Teaching Factory Based Learning Paradigm in Vocational Higher Education on the Era of Industry 4.0. Prosiding Seminar Nasional Asosiasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Indonesia (APTEKINDO) ke 8 ke 8 FT UNESA, Surabaya, 2018).hal. 12.46-12.49.

Downloads

Published

2019-10-01

Issue

Section

Articles
Abstract views: 454 , PDF Downloads: 815