KELOMPOK YANG DIBUNGKAM DALAM RETORIKA DR. REISA, WANITA SEBAGAI JURU BICARA PEMERINTAH INDONESIA - EPIDEMIS COVID-19 (ANALISIS WACANA KRITIS SARA MILLS)

Penulis

  • Arfika Pertiwi putri Jurusan Broadcasting, Universitas Dian Nuswantoro

Abstrak

Pemerintah memiliki peran yang besar dalam penanganan pandemi covid-19. Dalam tugasnya dr. Reisa Broto Asmoro memberikan informasi terkait perkembangan pandemik covid-19 di Indonesia dilakukan dalam bentuk pidato serta tanya jawab. Dalam The Second Stage, Friedan (1980) mendorong perempuan untuk menjadi perempuan. Kini perempuan telah mendapatkan hak yang sama dengan laki-laki salah satunya di ruang publik. Cheris Kramarae (1981) menyebutkan bahwa, bahasa dari sebuah budaya tertentu tidak mendukung semua penuturnya dengan setara. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui eksistensi kesetaraan gender perempuan di ranah publik. Penelitian dengan menggunakan analisis wacana kritis Sara Mills dengan teori retorika, teori kelompok bungkam ini menyimpulkan bahwa dalam retorika yang disampaikan oleh dr. Reisa Broto Asmoro masih memperlihatkan jelasnya dominasi persepsi pria kemudian menghambat ekspresi wanita mengenai dunia. Sifat-sifat keperempuanan tidak diterima oleh publik. Ini memperlihatkan bahwa wanita hingga kini untuk dapat berpartisipasi di masyarakat, mereka harus mentransformasi model sesuai dengan sistem ekspresi pria sekalipun secara pathos, ethos dan logos wanita memiliki bukti-bukti dalam retorika dan sensitivitas retorika. Ironisnya pembungkaman tidak hanya dari kaum dominan namun juga sesama perempuan. Meskipun telah terjadi kesetaraan gender namun masih terjadi opresi pendiaman secara implisit.

Kata Kunci: Retorik; COVID-19; Sara Mills; Feminisme; Grup yang Dibungkam

##submission.downloads##

Diterbitkan

2024-06-01
Abstract views: 46 , PDF Downloads: 26