Peningkatan Keterampilan Berbicara Melalui Metode Diskusi Kelompok Model Tanam Paksa Siswa Kelas X Pemasaran 1 SMK PGRI 2 Kediri

Authors

  • Nur Lailiyah Universitas Nusantara PGRI Kediri
  • Widi Wulansari Universitas Nusantara PGRI Kediri

DOI:

https://doi.org/10.26740/jp.v1n2.p166-173

Keywords:

Keterampilan Berbicara, , Diskusi, Model Tanam Paksa

Abstract

 

Abstrak

Secara jujur harus diakui, pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) belum berlangsung seperti yang diharapkan. Guru cenderung menggunakan teknik pembelajaran yang bercorak teoritis dan hafalan sehingga kegiatan pembelajaran berlangsung kaku, monoton, dan membosankan. Mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia belum mampu melekat pada diri siswa sebagai sesuatu yang rasional, kognitif, emosional, dan afektif.

Penggunaan metode diskusi kelompok pun belum mampu melibatkan setiap siswa ke dalam kegiatan pembelajaran secara aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Hanya siswa tertentu yang terlibat dalam proses diskusi secara dialogis dan interaktif. Akibatnya, Bahasa dan Sastra Indonesia belum mampu menjadi mata pelajaran yang disenangi dan dirindukan oleh siswa. Imbas lebih jauh dari kondisi pembelajaran semacam itu adalah kegagalan siswa dalam mengembangkan pengetahuan, keterampilan berbahasa, serta sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia.

Dari permasalahan yang ada, maka penulis mengusulkan sebuah inovasi pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi kelompok model tanam paksa (pengembangan dari model kepala bernomor). Alat bantu yang digunakan dalam metode tersebut berupa kartu bernomor yang terbuat dari kertas HVS yang dipotong-potong dengan ukuran 5 cm x 5 cm agar mudah digulung. Jumlah kartu bernomor disesuaikan jumlah siswa. Dalam kartu dituliskan dua angka yang dipisahkan dengan tanda titik. Angka depan merupakan nomor kelompok, sedangkan angka kedua merupakan nomor anggota kelompok.

Penelitian ini dilaksanakan di SMK PGRI 2 Kediri melibatkan 28 siswa kelas X Pemasaran. Pencapaian kompetensi belajar siswa kelas X Pemasran 1  pada pelajaran Bahasa Indonesia semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016 masih tergolong rendah hanya 57,63.  Nilai ini dibawah nilai standar ketuntasan belajar yang ditetapkan yaitu 75. Rendahnya pencapaian kompetensi belajar siswa disebabkan kurangnya aktivitas siswa dalam pembelajaran.  Pemilihan strategi pembelajaran yang tepat diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan pencapaian kompetensi belajar siswa. Penelitian ini menerapkan model tanam paksa yang diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan pencapaian kompetensi belajar siswa. 

Tujuan penelitian ini adalah (1) Mendeskripsikan pelibatkan seluruh siswa secara aktif dalam kegiatan diskusi kelompok melalui penerapan diskusi model tanam paksa, (2) Mendeskripsikan cara mengatasi siswa yang kesulitan dalam mengemukakan pendapat dan memberikan tanggapan terhadap pendapat teman sekelasnya, dan (3) Mendeskripsikan peningkatan keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok model tanam paksa siswa kelas X Pemasaran 1 SMK PGRI 2 Kediri dalam menanggapi pembacaan cerpen tahun pembelajaran 2015/2016. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus selama ± 3 bulan.  Tindakan setiap siklus dalam penelitian ini meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi kegiatan, dan refleksi.  Data penelitian diambil melalui lembar observasi aktivitas siswa, tes pencapaian kompetensi belajar siswa, wawancara, dan angket.

Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) Diskusi model tanam paksa dapat meningkatkan aktivitas siswa dari siklus ke siklus.  Pada tes awal sebesar 14,2% kategori kurang aktif, siklus I meningkat sebesar 46,5% kategori cukup aktif; dan siklus II meningkat lagi sebesar 85,7% kategori aktif.  (2) Diskusi model tanam paksa dapat meningkatkan pencapaian kompetensi belajar siswa dari siklus ke siklus.  Pada tes awal sebesar 14,2% kategori cukup; siklus I meningkat sebesar 46,5% kategori baik; dan siklus II meningkat lagi sebesar 85,7% kategori baik. Secara umum penerapan diskusi model tanam paksa pada siswa kelas X Pemasaran 1 SMK PGRI 2 Kediri dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa, aktivitas dan pencapaian kompetensi belajar siswa.

 

Abstract

In all honesty it must be admitted , learning Indonesian Language and Literature in Vocational High School ( SMK ) is not taking place as expected . Teachers tend to use learning techniques and theoretical patterned so rote learning activities take place rigid , monotonous , and boring . Subjects Indonesian Language and Literature could not rub off on students as rational , cognitive , emotional , and affective

The use of group discussion method was not able to involve every student in active learning activities , creative, effective , and fun . Only certain students who are involved in the process of discussion and interactive dialogue . As a result , Indonesian Language and Literature has not been able to become subjects loved and missed by students. Further impact of such learning conditions is a failure of students to develop the knowledge , skills, and positive attitudes towards language and literature Indonesia .

Of the existing problems , the authors propose an innovative learning by using group discussions cultivation models ( the development of a model of the head are numbered ) . The tools used in the method of the numbered cards made of paper HVS are cut to size 5 cm x 5 cm to be easily rolled . The number of cards adjusted number of students . In a written card two numbers separated by periods. Figures before a group number, while the second number is the number of group members .

The research was conducted at SMK PGRI 2 Kediri involving 28 students of class X Marketing . Achievement of competence of class X student Pemasran 1 lesson Indonesian first semester of the school year 2015/2016 is still relatively low at only 57.63 . This value is below the standard value stipulated mastery learning is 75. Low attainment of student learning due to lack of students in learning activities . Selection of appropriate learning strategies are expected to increase the activity and the achievement of student learning competencies . This research applies the model of forced cultivation is expected to increase the activity and the achievement of student learning competencies

The purpose of this study is ( 1) To describe pelibatkan all students actively in group discussions through the implementation of discussion model of cultivation , ( 2 ) To describe how to cope with students who have difficulty in expressing opinions and provide feedback to the opinions of their classmates , and ( 3) To describe the increase speaking skills through group discussion method cultivation models class X Marketing 1 SMK PGRI 2 Kediri in response to the reading of short stories learning year 2015/2016 . This study was conducted in two cycles for ± 3 months . The action of each cycle in this research include planning, action, observation activities and reflection . Data were taken through observation sheet student activities, student learning competency achievement tests , interviews , and questionnaires .

The results showed that ( 1 ) Discussion model of cultivation could increase the activity of students from cycle to cycle . In early tests by 14.2 % of the category " less active " , the first cycle increased by 46.5 % of the category " fairly active" ; and the second cycle increased again by 85.7 % the category of " active " . ( 2 ) Discussion cultivation models can improve student learning achievement of competence from cycle to cycle . In early tests by 14.2 % of the category " sufficient "; the first cycle increased by 46.5 % "good" category ; and the second cycle increased again by 85.7 % "good" category . In general, the application of forced cultivation models discussion in class X Marketing 1 SMK PGRI 2 Kediri can improve students' speaking skills , activities and achievement of student learning competencies .

References

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat 170 Tingkat Madya Kelas XII Depdiknas, 2003. Kurikulum 2004. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: Depdiknas.

Ali, Mohammad. 1987. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa.

Depdiknas. 2004. Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman, edisi ketiga. Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas. 2005. Panduan Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta: Direktorat PPTK dan KPT Dirjen Dikti.

Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Depdiknas.

Gudu, Benter Oseno. 2015. Teaching Speaking Skills in English Language using Classroom Activities in Secondary School Level in Eldoret Municipality, Kenya. Journal of Education and Practice. No. 35 Vol. 6, 55 63

Juhana. 2012. Psychological Factors That Hinder Students from Speaking in English Class (A Case Study in a Senior High School in South Tangerang, Banten, Indonesia). Journal of Education and Practice. No. 12 Vol. 3, 100 110

Jumali, dkk. 2004. Landasan Pendidikan. Surakarta: Muhammadiyah University Press

Anita, Lie. 1999. Cooperative Learning Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas, Jakarta: PT. Grasindo Widia Sarana Indonesia

Kagan, Spencer. 1992. Cooperative Learning. San Juan Capistrano: Kagan Coopertive Learning.

Suparlan. 2007. Menjadi Guru Efektif, Jakarta:Hikayat Publishing

Endraswara, Suwandi. 2006. MetodologiPenelitian Sastra, Epistemologi, Model, Teori, dan Aplikasi. Jogyakarta: Pustaka Widyatama

Zaini, Hisyam, dkk. 2004. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: CSTD.

Downloads

Published

2017-01-15

How to Cite

Lailiyah, N., & Wulansari, W. (2017). Peningkatan Keterampilan Berbicara Melalui Metode Diskusi Kelompok Model Tanam Paksa Siswa Kelas X Pemasaran 1 SMK PGRI 2 Kediri. JP (Jurnal Pendidikan) : Teori Dan Praktik, 1(2), 166–173. https://doi.org/10.26740/jp.v1n2.p166-173
Abstract views: 5240 , PDF Downloads: 11632