Criticism of Javacentrism from the Historical Parody of the Film Nagabonar (1986)

Penulis

  • Satrio Pamungkas Satrio Universitas Indonesia, Depok
  • Lilawati Kurnia Universitas Indonesia, Depok
  • Lily Tjahyandari Universitas Indonesia, Depok
  • Suma Riella Rusdiarti Universitas Indonesia, Depok

DOI:

https://doi.org/10.26740/jsm.v8n1.p82-103

Kata Kunci:

cinematography, criticism, deconstruction, javacentrim, nationalism

Abstrak

Makalah ini mengkaji konstruksi dari sebuah wacana dominan yang dikritisi oleh parodi dalam film. Konstruksi wacana budaya Jawa merupakan wacana dominan sejak awal negara Indonesia lahir bahkan makna-makna yang lahir dari konstruksi wacana tersebut tersisa hingga saat ini. Wacana budaya Jawa merujuk pada segala bentuk diskusi yang berkaitan dengan aspek budaya yang ada di Jawa, termasuk nilai-nilai, norma-norma, tradisi, seni, bahasa, dan kearifan lokal masyarakat Jawa. Wacana ini mencakup berbagai topik yang berhubungan dengan kehidupan budaya masyarakat Jawa yang kemudian dipertahankan sehingga menjadi wacana dominan. Berkat wacana dominan tersebut beragam sudut pandang masyarakat yang ditentukan oleh aspek ekonomi, politik, sosial, serta norma regulatif yang mengatur norma-norma bermasyarakat kemudian telah terpatri dalam pemikiran Jawa sentris dalam konteks kebudayaan Indonesia. Film Nagabonar yang dirilis pada tahun 1986 hadir menawarkan sudut pandang lain tentang corak budaya Indonesia. Teks dalam film Nagabonar cenderung menampilkan parodi yang berbeda dengan konstruksi wacana Jawa. Film Nagabonar mendekonstruksi wacana Jawa dengan Parodi sejarah dalam ceritanya. Dengan analisis teks yang terartikulasi dan melihat dekonstruksi teks dalam film Nagabonar. Penelitian ini diharapkan dapat membuka cara berpikir lain dari dominasi berpikir Jawa sentris. Untuk mengkaji film Nagabonar sebagai teks digunakan dua pendekatan yakni dengan teori sinematografi dan dekonstruksi. Pertama, pendekatan mise-en-scene dan staging dalam teori sinematografi, sedangkan yang kedua adalah teori dekonstruksi untuk melihat apa yang disembunyikan atau dilarang sejarah dan menyusun kembali sebuah konstruksi wacana berpikir yang sebelumnya terpinggirkan atau bahkan terasingkan. Penelitian ini kemudian bertujuan untuk menunjukkan bahwa film Nagabonar dapat digunakan sebagai suatu representasi tandingan dari wacana dominan seperti Jawa sentris melalui dekonstruksi teks estetika medium film.

Referensi

Barker, Chris. 2000. Cultural Studies: Teory and Practice. London: SAGE Publication

Bell, A. 2016. Revolutionary France and the Origins of Nationalism. An Old Problem Revisited. The Root of Nationalism. Amsterdam: Amsterdam University Press. https://doi.org/10.1515/9789048530649-005

Bordwell, D., Thompson, K., & Smith, J. 2017. Film Art: An Introduction. New York: McGraw-Hill Education.

Budi. 1987. Persahabatan, Patriotisme, dan Kesederhanaan. Kompas, 15 Maret.

Briandana, Rizki, dan Dwityas, Nindyta Aisyah. 2015. Dinamika Film Komedi Indonesia Berdasarkan Unsur Naratif (Periode 1951-2013). Jakarta: Jurnal Simbolika Universitas Mercu Buana.

Foucault, Michel. 1975. Discipline and Punish: e Birth of Prison. New York: Vintage Book.

Haryatmoko. 2016. Membongkar Rezim Kepastian: Pemikiran Kritis Post Strukturalis. Yogyakarta: PT. Kanisius.

Humoiroh, Nur Yadillah, dan Cristantyawati, Nevrettia. 2018. Representasi Relasi Kuasa Negara Adidaya Amerika Dalam Film Geostorm. Garut: Jurnal Komunikasi Hasil Pemikiran dan Penelitian UNIGA.

Katz, S. D. 2004. Film Directing, Cinematic Motion. Studio City, CA: Michael Wiese.

King, Richard. 2001. Agama, Orientalisme, dan Poskolonialisme (Penerjemah Agung Prihantoro. Yogyakarta: Qalam.

Kusmarni, Yani. 2019. Teori Poskolonial: Suatu Kajian Tentang Teori Poskolonial Edward W. Said. Bandung: UPI Prodi Pendidikan Sejarah.

Marzali, A. 2016. Antropologi & Pembangunan Indonesia. Jakarta: Prenada Media.

Mukhijab. 2015. Membaca Relasi Media-Pemerintah pada Era Otonomi Daerah. Bandung: Jurnal Komunikator.

Nugroho, Garin., dan Herlina S, Dyna. 2013. Krisis dan Paradoks Film Indonesia. Jakarta: FFTV-IKJ PRESS.

Proferes, Nicholas T. 2005. Film Director Fundamental: See Your Film Before Shooting (Second Edition). U.S.A: Elsevies Inc.

Puspasari, Cindenia., Suryani, Ade., Laura, Latu. 2017. Globalisasi Dalam Film Indonesia: Interpretasi Budaya dalam Film Naga Bonar dan Naga Bonar Jadi 2. Jakarta: Journal of Strategic Communication.

Reid, Anthony. 2012. Sumatera Revolusi dan Elite Tradisional. Jakarta: Komunitas Bambu.

Said, Salim. 1987. Jenderal Naga dari Lubukpakan. Tempo, 21 Maret.

Seilatuw, Delina S, Muhid, Ahmad, Kurniadi, Didit. 2020. Mise-en-scene Analysis On Divergent Movie by Veronica Roth. Kendal: Journal of Language and Health.

Sudibyo. 2017. Uncanny dan Bayang-Bayang Koloni Dalam Novel Poskolonial Hindia-Belanda. Yogyakarta: Jurnal Litera

Suryapati, Akhlis D. 1987. Perjuangan Dalam Langgam Komedian. Kedaulatan Rakyat, 22 Maret.

Susilo, Djoko. 1987. Sebuah Figur. Jawa Pos, 5 Maret.

Suwardi, Harun. 2006. Kritik Sosial Dalam Film Komedi: Studi Khusus Tujuh Film Nya Abbas Akup. Jakarta: IKJ Press

Syahputra, M. Afrillyan Dwi, & Mahdiana, Nabilla. 2019. Analysis Of History Textbooks Based On Benedict Anderson's Approach. Surakarta: Journal Historika UNS

Tim Wartawan. 1987. Film Tanpa Lucu Tapi Lucu. Kompas, 5 Maret.

Tim Wartawan. 1987. Sebuah Satir Tentang Revolusi. Suara Pembaharuan, 21 April.

Tim Wartawan. 1987. Barang Pembagian. Surabaya Pos, 22 Maret.

Tim Wartawan. 1987. Kekurangan Film Nagabonar Pada Sistem Perekaman. Pos Film, 8 Maret.

Tim Wartawan. 1990. Bahan untuk Sebuah Satir. Tempo. Tahun XX No. 30, 20 Oktober.

Widasari, Otty. 2019. Forumfestival 2019: Bromocorah. Jakarta: Forum Lenteng

Wadipalapa, Rendy Pahrun. 2015. Meme Culture & Komedi-Satire Politik: Kontestasi Pemilihan Presiden dalam Media Baru. Surabaya: Jurnal Ilmu Komunikasi UNAIR.

https://feb.ub.ac.id/jawa-sentris-dan-pertumbuhan-ekonomi-baru.html

https://tirto.id/bagaimana-perekonomian-jawa-sentris-tercipta-cy8y

http://sejarah.upi.edu/artikel/dosen/teori-postkolonial/

https://www.kominfo.go.id/content/detail/20899/ibu-kota-negara-pindah-ke-wilayah-penajam-pasir-utara-dan-kutai-kartanegara/0/berita

https://nasional.kompas.com

https://www.cnbcindonesia.com/news/20230206121935-4-411314/kata-jokowi-ri-sudah-tidak-jawa-sentris-begini-faktanya

https://www.cnbcindonesia.com/news/20220324155253-4-325745/ibu-kota-pindah-sri-mulyani-indonesia-sangat-jawa-sentris

https://kamusnama.com/arti-nama/barjo

Diterbitkan

2024-04-29

Cara Mengutip

Satrio, S. P., Kurnia, L., Tjahyandari, L., & Rusdiarti, S. R. (2024). Criticism of Javacentrism from the Historical Parody of the Film Nagabonar (1986). The Journal of Society and Media, 8(1), 82–103. https://doi.org/10.26740/jsm.v8n1.p82-103
Abstract views: 180 , PDF Downloads: 182