KRITIK BUDAYA AKADEMIK DI PENDIDIKAN TINGGI

Authors

  • Agus Nuryanto

DOI:

https://doi.org/10.26740/jsm.v1n1.p35-42

Abstract

Abstrak

Pendidikan menjadi arena politis dan tidak netral. Karena dari rahim pendidikan akan lahir manusia-manusia idealis atau pragmatis, humanis atau dehumanis, toleran atau intoleran, berintegritas atau krisis integritas, individualis atau sosialis. Pendidikan memiliki peran yang sangat signifikan dalam melahirkan dan membentuk pribadi-pribadi tertentu. Semuanya tergantung pada dasar filosofi dan nilai di atas mana institusi pendidikan dibangun serta praksis pendidikan apa yang dikembangkan. Iklim sosial yang dibangun di kampus, merupakan bagian dari kurikulum tersembunyi (hidden curriculum) yang juga berkontribusi dalam membentuk kepribadian sivitas akademika. Saat ini yang tengah terjadi adalah pertarungan kepentingan antar ideologi dalam pendidikan tinggi, yaitu kontestasi antara pendidikan tinggi yang berbasiskan pada nilai-nilai akademik (academic values) yang cenderung etis-utopis dan yang berbasiskan pada nilai-nilai korporasi (corporate values) yang cenderung praktis-pragmatis. Tarik menarik kepentingan ideologi dalam pendidikan sesungguhnya merupakan tarik menarik kepentingan antara idealisme dan pragmatisme.   Seharusnya pendidikan tinggi menjadi bagian dari institusi sosial yang ikut mendorong terbentuknya masyarakat etis-demokratis. Ketika pendidikan tinggi kehilangan nalar kritisnya maka ia tidak mampu menjadi pencerah bagi masyarakat, atau menjadi agent of social change. Tetapi sebaliknya, pendidikan tinggi semakin jauh dari realitas masyarakat.

Kata kunci: kritik, perguruan tinggi, budaya akademik

Abstract

Education becomes political arena and it is not neutral. Because of education womb will create idealistic or pragmatic people, humanist or dehumanis, tolerant or intolerant, integrity or the critical integrity, and individualist or socialist. Education has a very significant role in the birth and form certain individuals. All of it depends on the basic philosophy and values on which educational institutions are built and what educational praxis developed. A social climate that is built on the campus, is part of the hidden curriculum which also contribute in shaping the personality of academic society. Current phenomenon shows that there is a conflict of interests between ideology in higher education, the contestation between higher education based on academic values (academic values) that tend ethical-utopian and based on the values of the corporation (corporate values) which tends practically. Ideology of interests in education is real conflict of the interests between idealism and pragmatism. Higher education is supposed to be part of the social institutions that contributed to the formation of ethical-democratic society. When higher education loses its critical reason, it was not able to be a lightening for the community, or become agents of social change. But on the contrary, higher education is getting away from the reality in particular society.

Keywords: critic, higher education, academic culture

References

Asyarie, Musa, œPendidikan Sekolah Kita Anti Realitas, dalam buku NKRI, Budaya Politik dan Pendidikan. Yogyakarta: LESFI, 2005.
Budiman, Fransisco Hardi. Kritik Ideologi: Menyingkap Kepentingan Dibalik Pengetahuan Bersama Jurgen Habermas, Yogyakarta: Buku Baik, 2004.
Freire, Paulo. Pedagogy of the Oppressed, New York: Herder and Herder, 1970.
Freire, Paulo dan Donaldo P. Macedo. Literacy: Reading the Word and the World. South Hadley, Mass.: Bergin & Garvey Publishers, 1987.
Giroux, Henry A. Border Crossing: A Cultural Workers and the Politics of Education. New York: Routledge, 1993.
Gramsci, Antonio. Selections from the Prison Notebooks, New York: International Publishers, 1971.
Habermas, Jurgen. Knowledge and Human Interest; Boston: Beacon, 1971
Hatch, J. Amos. Doing Qualitative Research in Education Setting. Albany: State University of New York Press, 2002.
Kincheloe, Joe L. Critical Pedagogy. New York: Peter Lang, 2005
Lankshear, Colin. Functional Literacy from a Point of View. Dalam Peter McLaren dan Peter Leonard (Ed.), Paulo Freire: A Critical Encounter. London dan New York: Routledge, 1993.
Nuryatno, M. Agus. The Call for the Paradigm Shift in Research Methodology, Jurnal Studi Islam Mukaddimah, No. 22 Th VIII/2007.
Nuryatno, M. Agus. Mazhab Pendidikan Kritis. Yogyakarta: Resist Book, 2008
Nuryatno, M. Agus. (2011). œIslamic Education in a Pluralistic Society, dalam Al-Jamiah, No. 2, Vol. 2, 2011
Postman, Neil. The End of Education: Redefining the Value of School. New York: Alfred A. Knopf, 1995
Smith, Linda Tuhiwai. Decolonizing Methodologies, London: Zed Books, 1999.
Undang-Undang Pendidikan Tinggi No. 12 Tahun 2012

Downloads

Published

2017-04-30

How to Cite

Nuryanto, A. (2017). KRITIK BUDAYA AKADEMIK DI PENDIDIKAN TINGGI. The Journal of Society and Media, 1(1), 35–42. https://doi.org/10.26740/jsm.v1n1.p35-42
Abstract views: 2822 , PDF Downloads: 3877