BENTANG LAHAN JAWA BAGIAN TENGAH: Sebuah Catatan Lapangan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
DOI:
https://doi.org/10.26740/jggp.v18n2.p145-164Keywords:
bentang lahan, Jawa bagian tengah, morfologi, penghidupan masyarakatAbstract
Bentang lahan mencakup bentang alami dan bentang budayayang menekankan keterkaitan antara komponen biogeofisik dengan manusia di dalamnya dan segala aktivitasnya. Objek yang dikaji dalam tulisan ini terdiri dari dua kelompok besar yaitu geografi fisik yang menekankan pada objek bentang alami dengan penekanan pada bentuk lahan dan geografi sosial yang mendasarkan pada objek bentang budaya. Metode yang digunakan dalam tulisan ini adalah pengamatan lapangan dengan menyusuri jalur perjalanan yang telah ditentukan, melakukan pengamatan, identifikasi, dan pengukuran setiap parameter pada setiap fenomena penyusun bentang lahan. Kondisi bentang lahan Jawa bagian tengah sisi selatan didominasi oleh batuan batugamping di bagian atas dan dialasi oleh batuan vulkanik tersier, berupa breksi dan aliran lava yang muncul di tepi laut. Kondisi ini mengakibatkan potensi sumber daya alam terbatas sehingga berpengaruh terhadap penghidupan penduduknya. Kemudian wilayah tengah hingga Gunung Merapi dari Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan zona tengah relatif lebih sempit dari bagian yang lain. Morfologi zona ini terbentuk oleh pegunungan Serayu selatan dan utara serta kompleks gunungapi. Zona ini relatif lebih subur dan memiliki sumber daya alam yang melimpah. Hasil pengamatan di lapangan menegaskan bahwa terbentuknya bentang alam tidak bisa terlepas dari unsur alam dan aktivitas manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain.