REPRESENTASI EKSISTENSI GEISHA PADA FILM œHANAIKUSA DAN œMEMOIRS OF A GEISHA (KAJIAN SASTRA BANDINGAN)

Authors

  • Nastya Rahajeng Sekarhayu UPN VETERAN JATIM

Abstract

Penelitian ini berjudul Representasi Geisha pada film œHanaikusa dan œMemoirs of A Geisha (Kajian Sastra Bandingan) Objek penelitian yang dipilih adalah film œHanaikusa yang dirilis di Jepang pada tanggal 23 November 2007 dan film œMemoirs of A Geisha  dirilis di Amerika Serikat tanggal 9 Desember 2005. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti tokoh utama sebagai sosok geisha yang ditinjau dari konsep sudut pandang pengarang dan segi sosial budayanya. Dua buah film ini merupakan dua buah karya sastra yang diangkat dari kisah Geisha yang sama yakni seorang Geisha bernama Mineko Iwasaki. Film œHanaikusa dirilis setelah meledaknya film œMemoirs of A Geisha, film ini merupakan jawaban dari Mineko Iwasaki sendiri dalam menyampaikan ketidakpuasannya terhadap film œMemoirs of a Geisha dalam penceritaan dan penggunaan namanya. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dengan teori sudut pandang pengarang dan sosiologi sastra sebagai pisau bedahnya. Tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan perbandingan eksistensi geisha, aspek sosial dan aspek budaya dalam kedua film tersebut. Hasil penelitian didapat perbedaan dan persamaan dari segi eksistensi geisha, aspek sosial, dan aspek budaya. Perbedaan sisi eksistensi geisha pada film œHanaikusa seorang geisha mendapatkan pendidikan perlakuan dan melakukan pekerjaan jauh lebih terhormat daripada pada gambaran film œMemoirs of  A Geisha. Dari aspek sosial didapatkan kehidupan sosial yang berbeda untuk cinta, persaingan, maupun persahabatan, seorang geisha memiliki kenban yakni pengontrol geisha agar dibedakan dengan pelacur, serta film œHanaikusa geisha tidak boleh merasakan cinta selama ia masih menjadi geisha, sedangkan dalam film œMemoir of A Geisha seorang geisha menjual œmizuage atau keperawanannya kepada orang yang memenangkan lelang. Dari segi budaya didapatkan simbol ikan, bunga, nasi putih merah dalam œHanaikusa, sedangkan pada œMemoirs of a Geisha didapatkan simbol air, mizuage, dan danna. Didapatkan persamaan dari segi eksistensi geisha mengalami perubahan nama, melakukan misedashi meskipun waktunya berbeda, dari segi aspek sosial seorang geisha sama-sama memiliki senior yang membantu mencarikan jalan debutnya, dan dari segi budaya bahwa geisha memiliki kepercayaan dan upacara khusus untuk menunjang karirnya. Dapat disimpulkan bahwa representasi eksistensi geisha berkaitan erat dengan pandangan hidup pengarang, representasi aspek sosial yang berhubungan dengan geisha dipengaruhi oleh lingkungan sosial tempat pengarang tumbuh, serta representasi dalam aspek budaya  geisha yang muncul sangat bergantung pada pemahaman budaya pengarang

Author Biography

Nastya Rahajeng Sekarhayu, UPN VETERAN JATIM

Fak. Ekonomi dan Bisnis

References

<p>Aihara kyoko. 2000 <em>Kesusastraan Jepang</em>. Jakarta :Universitas Indonesia</p><p>Azhari, A. 2011 G<em>anbatte!: meneladani karakter tangguh bangsa jepang, </em>Bandung:Grafindo</p><p>Azwar. 1998. <em>Metode Penelitian</em>. Yogyakarta. Pustaka Pelajar</p><p>Abas lutfi. 1994. <em>œbeberapa aspek penting dalam kesusastraan bandingan dalam Kesusatraan bandingan sebagai Satu Disiplin</em>. Kuala Lumpur: Dewan bahasa dan Pustaka</p><p>Bungin, Burhan. 2001. <em>Metodologi Penelitian Sosial.</em>2001.Airlangga University Press</p><p>Damono, Sapardi Djoko. 2005. <em>Pegangan Penelitian Sastra Bandingan.</em> Jakarta:Pusat Bahasa</p><p>Damono, Sapardi Djoko. 1984. <em>Kesusatraan Indonesia Modern :Beberapa Catatan.</em>Jakarta:Gramedia</p><p>Dalby, Liza Chrihfield.1983. <em>Geisha, Kodansha Encyclopedia of Japan. Japan:</em> Kodansha Ltd. Rokyo</p><p>Darma, Budi. 2004. <em>Pengantar Teori Sastra.</em> Jakarta: Pusat Bahasa</p><p>Downer, Lesley. 2001. <em>Women of the quarters: The secret History of the Geisha. </em>New Yotk:Broadway Books</p><p>Endraswara, Suwardi 2011, <em>Metodologi Penelitian Sastra : Epistimolologi Model Teori dan Aplikasi.</em> Yogyakarta : Caps</p><p>Esten, Musral. 1978. <em>Kesusastraan Pengantar Teori dan Sejarah</em>. Bandung: Angkasa.</p><p>Fromm, Erich. 2005<em>. The Art of Loving</em>. Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama</p><p>Goldmann, Lucien. 1973. <em>œGenetik Structuralism in the sosiology of Literature.</em> Middlesex : Penguin Books.</p><p>Hutomo, Suripan Sadi.1993. <em>Merambah Matahari Sastra dalam Perbandingan.</em> Suarabaya:Gaya Masa</p><p>Izuru. Shinmura. 1991. <em>Kojien.</em> Japan:Iwanami Shoten</p><p>Kasim, Razali.1996 . <em>Sastra Bandingan Ruang Lingkup  dan Metode</em>. Medan:USU Press</p><p>Koentjaraningrat, 2009. <em>Kebudayaan Nasional dan Peradaban Dunia Masa Kini. </em>Yogyakarta: Gajah Mada University Press</p><p>Lexy, J. Moleong. 2010. <em>Metode Penelitian kualitatif edisi Revisi</em>. Bandung: Rosdakarya.</p><p>Muhadjir, Noeng.2000. <em>Metodologi Penelitian Kualitatif.</em> Jogjakarta:Penerbit DS</p><p>Najid, Mohammad 2003.  <em>Mengenal Apresiasi Prosa Fiksi</em>. Surabaya. University Press</p><p>Nurgiyantoro, Burhan. 1995. <em>Teori Pengkajian Fiksi.</em> Yogyakarta :UGM Press</p><p>Ratna, Nyoman Kutha. 2010 <em>Teori Mtode dan Teknik Penelitian Sastra.</em> Yogyakarta: Pustaka Pelajar.</p><p>Remak, H. Henry.1971. <em>Comparative Literature.</em> Newton Stalltnech</p><p>Sudaryanto, 1993. <em>Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa (Pengantar Penelitian Wahan Kebudayaan secara Linguistik).</em> Yogyakarta :Duta Wacana University Press.</p><p>Suyitno, 1996. <em>Teknik pengajaran Sastra dan Kemampuan Bahasa</em>. Yogyakarta : Hamindita Offset</p><p>Wellek, Rene dan Werren, Austin. 1995. <em>Teori Kesusastraan. Jakarta:</em> PT. Gramedia.</p><p> </p><p><strong> </strong></p>

Published

2020-08-31
Abstract views: 645 , PDF Downloads: 1080