REPRESENTASI EKSISTENSI GEISHA PADA FILM œHANAIKUSA DAN œMEMOIRS OF A GEISHA (KAJIAN SASTRA BANDINGAN)
DOI:
https://doi.org/10.26740/lentera.v2i1.9243Abstract
Penelitian ini berjudul Representasi Geisha pada film œHanaikusa dan œMemoirs of A Geisha (Kajian Sastra Bandingan) Objek penelitian yang dipilih adalah film œHanaikusa yang dirilis di Jepang pada tanggal 23 November 2007 dan film œMemoirs of A Geisha dirilis di Amerika Serikat tanggal 9 Desember 2005. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti tokoh utama sebagai sosok geisha yang ditinjau dari konsep sudut pandang pengarang dan segi sosial budayanya. Dua buah film ini merupakan dua buah karya sastra yang diangkat dari kisah Geisha yang sama yakni seorang Geisha bernama Mineko Iwasaki. Film œHanaikusa dirilis setelah meledaknya film œMemoirs of A Geisha, film ini merupakan jawaban dari Mineko Iwasaki sendiri dalam menyampaikan ketidakpuasannya terhadap film œMemoirs of a Geisha dalam penceritaan dan penggunaan namanya. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dengan teori sudut pandang pengarang dan sosiologi sastra sebagai pisau bedahnya. Tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan perbandingan eksistensi geisha, aspek sosial dan aspek budaya dalam kedua film tersebut. Hasil penelitian didapat perbedaan dan persamaan dari segi eksistensi geisha, aspek sosial, dan aspek budaya. Perbedaan sisi eksistensi geisha pada film œHanaikusa seorang geisha mendapatkan pendidikan perlakuan dan melakukan pekerjaan jauh lebih terhormat daripada pada gambaran film œMemoirs of A Geisha. Dari aspek sosial didapatkan kehidupan sosial yang berbeda untuk cinta, persaingan, maupun persahabatan, seorang geisha memiliki kenban yakni pengontrol geisha agar dibedakan dengan pelacur, serta film œHanaikusa geisha tidak boleh merasakan cinta selama ia masih menjadi geisha, sedangkan dalam film œMemoir of A Geisha seorang geisha menjual œmizuage atau keperawanannya kepada orang yang memenangkan lelang. Dari segi budaya didapatkan simbol ikan, bunga, nasi putih merah dalam œHanaikusa, sedangkan pada œMemoirs of a Geisha didapatkan simbol air, mizuage, dan danna. Didapatkan persamaan dari segi eksistensi geisha mengalami perubahan nama, melakukan misedashi meskipun waktunya berbeda, dari segi aspek sosial seorang geisha sama-sama memiliki senior yang membantu mencarikan jalan debutnya, dan dari segi budaya bahwa geisha memiliki kepercayaan dan upacara khusus untuk menunjang karirnya. Dapat disimpulkan bahwa representasi eksistensi geisha berkaitan erat dengan pandangan hidup pengarang, representasi aspek sosial yang berhubungan dengan geisha dipengaruhi oleh lingkungan sosial tempat pengarang tumbuh, serta representasi dalam aspek budaya geisha yang muncul sangat bergantung pada pemahaman budaya pengarang
References
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section

