PEKKA, Femisnisme Kemiskinan dan Ketidakadilan Sosial
Abstrak
metropolitan seperti di Kota Surabaya, sangat tergantung pada penghasilan kerja di luar rumah. Sementara pertumbuhan penghasilan yang jauh lebih lambat ketimbang pembangunan yang telah menghancurkan nilai guna lingkungan tidak bisa dihindari. Akhirnya fenomena kemiskinan yang termodernisasi, menjadi tidak terelakkan. Kondisi tersebut menjadi nampak lebih diskriminatif, ketika ditunjukkan oleh kenyataan bahwa sebagian besar kepala rumah tangga miskin yang tinggal di wilayah ini adalah kaum perempuan. Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan praktek ketidakadilan sosial perempuan kepala rumah tangga miskin di perkotaan dengan menggunakan analisis kelas, analisis kultural, analisis gender dan analisis kritis yang bertujuan memberikan makna, konsepsi, ideologi dan praktek yang sedang terjadi dalam rumah tangga PEKKA di perkotaan. Realita ketidakadilan sosial yang dialami oleh perempuan kepala rumah tangga miskin merupakan persoalan yang tidak bisa ditutup-tutupi lagi tentang kondisi kemasyarakatan di masa mendatang. Analisa teori yang lahir dari fakta tersebut mencetuskan berbagai pemikiran yang kritis. Pertama, analisis kelas yang mencoba memahami bentuk ketidakadilan ekonomi dan kaitannya dengan sistem sosial yang lebih luas. Proses industrialisasi dan urbanisasi memberikan kontribusi terhadap ketidakstabilan tatanan masyarakat di perkotaan. Sehingga disparitas antara golongan pemilik modal dan golongan proletar nampak kasat mata. Kedua, pemikiran Gramsci yang membahas ideologi dan kultural serta menggugat keduanya karena dianggap sebagai alat dan bagian dari mereka yang diuntungkan untuk melanggengkan ketidakadilan. Gramsci melihat kondisi tersebut lahir karena ada upaya untuk mempertahankan kekuasaan oleh pihak penguasa maupun kelas kapitalis, dalam artian tidak hanya terbatas pada penguasa negara tapi semua kelompok dominan dalam masyarakat, yang disebut hegemoni. Pemikiran ketiga adalah dukungan teori kritis (critical theory) mazhab Frankrut yang mempersoalkan metodologi dan epistemologi positivisme sebagai sumber ketidakadilan. Hal yang perlu diupayakan adalah melawan hegemoni yang merendahkan perempuan, dengan cara melakukan dekontruksi ideologi.
Kata kunci: PEKKA, Feminisasi kemiskinan, Ketidakadilan sosial.
Referensi
Abdullah, I. (2003). Sangkan paran gender. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Cervera-Marzal, M. (2022). Hegemony: A useful concept in times of crisis. Soundings: An Interdisciplinary Journal, 105(1), 1–27.
Ellacuría, I. (1993). Systematic theology: Perspektif from liberation theology. New York: Orbis Book.
Faqih, M. (2005). Analisis gender dan transformasi sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Fusaro, L. (2022). Gramsci: Concepto de hegemonía nacional e internacional. Ola Financiera, 15(42), 197–235.
Hatibie, Y. (2024). Pertentangan kelas dalam novel Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer. Reduplikasi: Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa Indonesia, 4(2), 90–115.
Illich, I. (2002). Matinya gender (Terj.). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Matsui, Y. (2002). Perempuan Asia: Dari penderitaan menjadi kekuatan. Jakarta: YOI.
Megawangi, R. (1999). Membiarkan berbeda. Bandung: Mizan.
Mercado, S., Havemann, K., Sami, M., & Ueda, H. (2007). Urban poverty: An urgent public health issue. Journal of Urban Health, 84(Suppl 1), 7–15.
Moleong, L. J. (2001). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Ribotta, S. (2023). Poverty as a matter of justice. The Age of Human Rights Journal, (20), 7327–7340.
Risnawati, R., Anshari, A., & Abidin, A. (2016). Pertentangan dan kesadaran kelas dalam novel Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer (Pendekatan teori Marxis). Retorika, 9(1), 68–79.
Ritzer, G. (2012). Teori sosiologi: Dari klasik sampai perkembangan terakhir postmodern. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Simon, R. (2016). The conflict paradigm in sociology and the study of social inequality: Paradox and possibility. Theory in Action, 9(1), 1–31.
Singarimbun, M., & Efendi, S. (1995). Metode penelitian survei. Jakarta: LP3ES.
Syam, N. (2009). Model analisis teori sosial. Surabaya: IAIN Press.
Umar, N. (1999). Argumen kesetaraan jender: Perspektif Al-Qur’an. Jakarta: Paramadina.
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian

